Bacalah Sederet Buku Yang Menceritakan Kembali Drama Shakespeare Kontemporer Ini
Karya-karya Shakespeare yang tidak lekang oleh waktu sangat mempengaruhi budaya dan sastra. Para penulis masa kini telah mengadopsi kisah-kisah klasik ini, menata ulang kisah-kisah tersebut dengan sudut pandang dan latar yang segar sehingga dapat menyentuh pembaca modern. Artikel ini menyelidiki penceritaan kembali drama Shakespeare kontemporer, yang menggambarkan bagaimana adaptasi ini terus menarik dan memicu imajinasi pembaca di seluruh dunia.
'Ophelia'
Ophelia karya Lisa Klein mengubah tragedi Hamlet menjadi novel menawan dari sudut pandang Ophelia. Dengan berlatarkan istana kerajaan Denmark, narasinya menyuarakan karakter yang biasanya pendiam, mengeksplorasi tema cinta, pengkhianatan, dan kelangsungan hidup. Penceritaan kembali Klein memberikan kehidupan baru ke dalam karya Shakespeare dengan berfokus pada kekuatan dan ketahanan perempuan di dunia yang didominasi laki-laki.
'Macbeth: A Novel'
Dalam Macbeth: A Novel karya A.J. Hartley dan David Hewson, kisah ambisi dan kegilaan yang terkenal digarap ulang menjadi narasi yang mencekam. Versi ini menawarkan eksplorasi mendetail tentang jiwa Macbeth, bersama dengan deskripsi jelas tentang Skotlandia abad pertengahan. Dengan memperluas plot dan karakter asli Shakespeare, penulis memberikan pembaca pemahaman yang lebih dalam tentang motivasi pahlawan tragis tersebut.
'Bright Smoke, Cold Fire'
Bright Smoke, Cold Fire karya Rosamund Hodge adalah penceritaan ulang Romeo dan Juliet yang kreatif. Berlatarkan di dunia pasca-apokaliptik, novel ini mengemas kembali kisah cinta klasik dengan ahli nujum dan mayat hidup sebagai ancaman baru. Meskipun inti kisah Shakespeare—cinta di tengah kesulitan—tetap ada, Hodge memperkenalkan elemen inovatif yang membedakan narasinya, menawarkan pengalaman yang akrab namun berbeda kepada pembaca.
'Hag-Seed'
Dalam Hag-Seed, yang merupakan bagian dari serial Hogarth Shakespeare, Margaret Atwood menghadapi The Tempest dengan penuh kejutan. Dengan mengambil latar di Kanada, buku ini bercerita tentang Felix Phillips, seorang direktur artistik yang digulingkan seperti Prospero, yang berusaha membalas dendam dengan memproduksi The Tempest versinya sendiri di penjara. Atwood dengan terampil merangkai humor dengan eksplorasi tajam tentang kehilangan, penebusan kesalahan, dan dampak seni yang abadi.