Penyakit Altitude Sickness: Fakta-fakta yang perlu Anda ketahui
Apa ceritanya
Jalan-jalan ke gunung selalu membuat pikiran segar, tetapi seseorang dapat mengalami kelelahan dan pusing secara tiba-tiba jika lengah.
Gangguan tersebut tentu akan merusak pengalaman trekking, hiking, atau jalan-jalan di daerah dataran tinggi itu. Alasannya mungkin karena Altitude Sickness atau mabuk gunung.
Padahal hal ini seharusnya tidak menjadi alasan bagi kita untuk tidak beraktivitas ke gunung.
Inilah fakta-fakta yang perlu Anda ketahui mengenai mabuk gunung.
Konteks
Begini kata ahli
Semakin tinggi kita pergi, tekanan udara semakin berkurang, yang berarti gas-gas seperti oksigen lebih mudah larut dalam cairan.
Inilah konsep di balik mabuk gunung yang dialami oleh para pelancong yang tidak terbiasa berada di tempat-tempat tinggi.
Mabuk gunung bisa berbahaya jika memengaruhi paru-paru dan otak dan mengharuskan pasien dipindahkan ke ketinggian yang lebih rendah, gejala ringan lainnya termasuk sakit kepala, mual, dan sesak napas.
#1
Apa saja gejala mabuk gunung?
Gejala mabuk gunung dapat meliputi kelelahan, insomnia, sakit kepala, mual, muntah, detak jantung bertambah cepat, dan sesak napas.
Pada kasus yang parah, gejalanya dapat berupa perubahan warna kulit, penurunan kesadaran, batuk lendir berdarah, dada sesak, dan ketidakmampuan untuk berjalan lurus.
Gejalanya dapat meningkat dengan cepat bahkan sebelum seseorang sempat mempersiapkan diri secara mental.
#2
Apa penyebab mabuk gunung?
Saat mendaki gunung, hiking, mengemudi, atau melakukan aktivitas lain di ketinggian, tubuh kita mungkin tidak mendapatkan oksigen yang cukup.
Kurangnya oksigen dalam tubuh menyebabkan mabuk gunung.
Kondisi ini biasanya terjadi pada ketinggian 8.000 kaki atau 2.400 meter ke atas.
Walaupun orang yang tidak terbiasa dengan ketinggian tersebut menjadi yang paling rentan, siapa pun yang berada di ketinggian dapat mengalaminya.
#3
Jenis-jenis mabuk gunung
Secara luas, ada tiga bentuk mabuk gunung.
Mabuk gunung akut - Dianggap sebagai bentuk mabuk gunung yang paling umum.
Edema otak akibat ketinggian - Ini bentuk mabuk gunung akut yang saking parahnya mengakibatkan otak membengkak dan berhenti berfungsi normal.
Edema paru akibat ketinggian - Kelebihan cairan menumpuk di paru-paru sehingga sulit untuk berfungsi dengan baik.
#4
Kiat mengatasi mabuk gunung
Minum cukup air: Udara di tempat yang lebih tinggi umumnya lebih kering, jadi Anda harus minum lebih banyak air daripada biasanya.
Penyesuaian diri sebelum naik: Beradaptasi dengan tempat yang lebih tinggi mungkin memerlukan satu atau dua hari. Lakukan dengan hati-hati, lalu cobalah bermalam di ketinggian menengah.
Jangan minum alkohol atau merokok: Merokok dan konsumsi minuman beralkohol mengganggu metabolisme oksigen tubuh.