Tanda-tanda ini menunjukkan bahwa Anda berada dalam mode bertahan hidup
Mode bertahan hidup (survival) telah menjadi jalan hidup bagi banyak orang di seluruh dunia. Dari trauma masa kecil hingga pandemi COVID-19, alasan untuk mengalaminya beragam, mulai dari yang bersifat pribadi hingga sosial. Dan bagian yang menyedihkan adalah, sebagian besar dari kita bahkan tidak tahu apa arti dari respons kesehatan mental ini! Berikut informasi yang perlu Anda ketahui tentang mode bertahan hidup.
Mari kita pahami apa maksud dari mode bertahan hidup
Mode bertahan hidup berarti melakukan segala sesuatu yang membuat kita tetap aman sebagai respons terhadap rasa takut atau trauma yang mendasar. Ketika ada ketidakpastian di sekitar kita, otak kita beralih ke mode ini dan meyakinkan kita bahwa ada potensi bahaya dan bahwa kita perlu melakukan sesuatu dengan cepat untuk mempertahankan diri. Ini adalah respons lain terhadap trauma, selain flight (melarikan diri), fight (melawan), freeze (terpaku), dan fawn (meringkuk).
Tanda 1: Kurang fokus dan waspada
Ketika mode bertahan hidup menjadi jalan hidup, kita merasa sangat sulit untuk fokus atau berkonsentrasi karena kita hanya berpikir untuk merespons pemicu-pemicu. Kita mungkin gagal dalam melakukan banyak tugas dan mengingat detail-detail penting, yang menyebabkan penurunan kinerja dan kecepatan dalam melakukan aktivitas. Sebagian orang bahkan mungkin merana atau mengalami fluktuasi suasana hati dan tingkat energi secara terus-menerus.
Tanda 2: Segala sesuatu menjadi reaksi dan berlebihan bagi Anda
Apakah Anda menjadi lebih reaktif daripada proaktif? Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh mode bertahan hidup. Bahkan hal yang paling kecil sekalipun dapat membuat Anda jengkel sampai Anda menemukan solusi terhadap potensi bahaya itu. Saat berada dalam mode bertahan hidup, menggerutu, membentak, dan menangis menjadi lebih tampak dan lebih sering daripada biasanya. Selain itu, Anda bahkan mungkin menjadi pendiam atau mendorong orang lain keluar dari kehidupan Anda.
Tanda 3: Sering mengalami serangan panik dan kecemasan
Anda mungkin sering mengalami episode serangan panik atau serangan kecemasan saat ada potensi ancaman. Dada dapat terasa sesak dan napas menjadi pendek, sehingga Anda merasa kehilangan kendali atau tidak bisa bergerak sama sekali. Akibatnya, Anda bahkan mungkin merasa kesulitan untuk tidur atau menenangkan pikiran karena pikiran Anda hanya berfokus untuk melawan bahaya yang dilihatnya.
Tanda 4: Tiba-tiba mengalami nyeri fisik dan masalah pencernaan
Seseorang dengan gaya hidup survival juga dapat mengalami nyeri tubuh yang tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan secara sering. Rasa sakit seperti itu mungkin tidak mudah mereda dan dapat terjadi berulang kali, bahkan tanpa kondisi medis yang mendasar. Seseorang juga mungkin mengalami beberapa masalah pencernaan secara teratur termasuk kembung, gas, keasaman, refluks asam lambung, mual, sembelit, naik/turunnya nafsu makan, sering/kurang buang air kecil, dan sebagainya.
Tanda 5: Mudah lelah dan kehabisan tenaga
Mode bertahan hidup dapat menjadi penguras energi yang nyata karena tubuh Anda menggunakan seluruh energinya untuk melindungi Anda dari situasi yang Anda hadapi. Bahkan tugas-tugas rutin seperti membersihkan rumah atau bekerja dengan laptop Anda mungkin tampak melelahkan. Selain kelelahan fisik, Anda mungkin juga mengalami kelelahan mental yang melemahkan kemampuan berpikir dan menurunkan kualitas Anda untuk mengambil tindakan yang diperlukan.