Mematahkan 5 mitos tentang astronomi yang selama ini Anda yakini
Astronomi adalah subjek penelitian dan teori yang menarik. Namun, seperti halnya planet-planet yang mengorbit mengelilingi matahari, ada banyak kesalahpahaman seputar astronomi yang diyakini oleh sebagian besar orang sebagai sesuatu yang benar. Sebagian orang berpikir bahwa bintang-bintang berkelap-kelip, sebagian lagi percaya bahwa bulan memiliki sisi gelap. Nah, semua ini tidak ada yang benar! Mari kita sanggah lima mitos yang paling umum tentang astronomi.
Mitos 1: Bintang berkelap-kelip
Jika Anda mengira bahwa bintang berkelap-kelip, Anda mungkin telah hidup dalam kebohongan selama ini! Kami tidak menyalahkan Anda. Yang benar adalah ketika cahaya bintang mencapai Bumi, cahaya tersebut dibengkokkan, dibelokkan, dipantulkan, dan dipelintir oleh atmosfer planet yang bergejolak. Jadi, ketika Anda melihatnya dengan mata telanjang, bintang-bintang itu tampak berkedip-kedip atau berkelap-kelip.
Mitos 2: Bintang jatuh adalah bintang sungguhan
Tidak, bukan. Bintang jatuh adalah serpihan-serpihan yang terang, berapi-api, dan cepat terbakar di atmosfer Bumi, dan disebut meteor. Meskipun sebagian besar berakhir di atmosfer, jika berhasil mencapai permukaan planet kita, mereka disebut meteorit. Pada malam yang cerah, menyaksikan meteor melesat melintasi langit bisa menjadi pengalaman yang benar-benar ajaib.
Mitos 3: Merkurius adalah planet terpanas
Merkurius adalah planet pertama di tata surya kita dan yang paling dekat dengan matahari. Namun, planet ini bukanlah yang terpanas. Lalu yang mana yang terpanas? Ya, itu adalah Venus! Suhu Merkurius adalah 427 derajat Celcius, lebih dingin daripada Venus yang memiliki suhu 460 derajat Celcius! Ini karena Merkurius tidak memiliki atmosfer untuk menahan panas, tidak seperti Venus yang memiliki atmosfer yang tebal.
Mitos 4: Bulan memiliki sisi gelap yang abadi
Banyak yang percaya bahwa bulan memiliki sisi terang (yang kita lihat) dan sisi gelap (yang tidak kita lihat). Namun, seperti semua benda langit di tata surya kita, bulan juga mengalami siang dan malam. Rotasinya disinkronkan dengan rotasi Bumi, sehingga bagian bulan yang menghadap ke Bumi menerima sinar matahari selama separuh hari.
Mitos 5: Alam Semesta kita adalah satu-satunya semesta yang ada
Para astronom kuno mengira bahwa tata surya kita mewakili seluruh alam semesta. Namun, hal ini segera ditolak setelah Bimasakti ditemukan. Para peneliti kemudian menemukan beberapa sistem serupa di luar tata surya kita dan saat ini, dengan penelitian dan peralatan yang lebih canggih, diyakini bahwa kita hidup di multisemesta yang terdiri dari berbagai alam semesta paralel. Jadi, planet kita, kita, dan masalah-masalah yang kita hadapi lebih kecil dari partikel pasir!