Bantu anak Anda mengatasi stres selama ujian: Begini caranya
Tekanan untuk mendapatkan "nilai bagus" dalam ujian sangat membebani siswa. Dari perbandingan terus-menerus dengan teman sejawat hingga tolok ukur tinggi yang tidak masuk akal yang ditetapkan oleh institusi pendidikan, para pemikir muda ini mengabaikan kesehatan mental mereka untuk memenuhi ekspektasi semua orang. Dan setelah gagal melakukannya, mereka mungkin mengambil langkah drastis karena frustrasi, yang menyebabkan konsekuensi serius bagi mereka dan orang tua.
Mengapa artikel ini penting?
Siswa yang meninggal karena bunuh diri akibat stres ujian bukanlah sesuatu yang asing. Menurut berita terbaru, banyak yang ikut ujian papan kelas 10 di India pergi ke rumah sakit karena mereka mengalami kecemasan dan serangan panik. Seorang gadis kelas 10 berusia 15 tahun dari Karnataka mengakhiri hidupnya karena stres ujian. "Maaf mama papa. Nilai tidak bisa lebih dari 95%," tulisnya dalam catatan bunuh dirinya.
Sering-sering berbicara dan berinteraksilah sebanyak mungkin
Menekan pikiran dan emosi adalah cara langsung mengundang stres dan kecemasan. Anak Anda mungkin menolak berbicara dengan Anda karena takut dimarahi, dihakimi, diceramahi, atau dihukum. Buat anak nyaman dan minta dia untuk berbagi semua yang terjadi dengannya. Ini akan membantu anak mengosongkan pikiran dari rasa takut yang tidak perlu dan mendapatkan dorongan yang baik dari Anda.
Ajak anak berlatih meditasi dan yoga setiap hari
Sangat normal bagi anak untuk meninggalkan olahraga selama berbulan-bulan atau berminggu-minggu sebelum ujian mereka dimulai. Namun, jangan biarkan mereka melakukan hal itu. Aktivitas fisik yang disukai anak dapat meningkatkan rasa percaya diri, menjaga kesegaran, dan melepaskan endorfin (hormon bahagia) untuk melawan kortisol (hormon stres). Selain itu, luangkan 30 menit meditasi atau yoga dalam keseharian anak.
Pastikan anak tidur nyenyak, makan sehat, dan minum air putih
Selama ujian, sangat umum untuk tidak makan dan minum. Anak Anda bahkan mungkin kehilangan waktu tidur karena stres. Semua ini dapat merusak kesehatan fisik dan mentalnya. Pastikan anak tidur selama tujuh-delapan jam setiap hari, mengonsumsi makanan rumahan yang bergizi, dan minum cukup air agar tetap terhidrasi. Ini akan membuat anak tetap berenergi dan sehat.
Hindari bertanya terlalu banyak tentang ujian anak
Ketika anak kembali ke rumah setelah mengikuti ujian, hindari bertanya terlalu rinci dan minimalkan pertanyaan, terutama tentang ujiannya. Anak kembali dari interval waktu yang sangat menegangkan dan perlu istirahat untuk bersiap menghadapi ujian berikutnya. Sebagai gantinya, bantu anak menenangkan diri, lakukan hal-hal menyenangkan bersama, dan biarkan anak beristirahat dengan baik.
Tetapkan batasan yang sehat
Walaupun Anda merasa khawatir, ada kemungkinan sikap Anda malah tampak seperti mengontrol atau mengekang. Hindari itu dengan menetapkan batasan yang sehat dan biarkan anak Anda mempraktikkan kemandirian atau keleluasaan. Biarkan anak mengatur jadwal mereka sendiri. Nanti, Anda dapat duduk bersamanya dan mendiskusikan ide dan saran yang lebih baik untuk cara yang lebih sehat dalam menghadapi ujian.
Tanda-tanda anak sedang mengalami stres karena ujian
Anak Anda mungkin mengalami salah satu atau semua tanda stres ujian termasuk perubahan suasana hati yang tiba-tiba, nafsu makan berkurang atau makan berlebihan, siklus tidur yang terpengaruh, mimpi buruk yang sering, kegugupan, detak jantung yang berpacu, kecemasan, serangan panik, menangis, marah, atau jengkel, menghindari interaksi atau diskusi, sakit kepala, gelisah, menggigit kuku, dan lainnya.