5 potensi bahaya yang bisa terjadi karena memendam emosi
Setiap kali tidak melampiaskan sesuatu, kita berisiko menambah banyak emosi yang belum tersalurkan. Kita barangkali melakukan ini karena takut terlihat lemah atau dihakimi. Apa pun alasannya, kesehatan fisik dan mental kita sangat terpengaruh ketika menahan emosi. Berikut lima bahaya dari emosi yang tidak tersalurkan.
Bereaksi berlebihan terhadap segala hal
Pernahkah Anda mengguncang sebotol minuman berkarbonasi dan langsung membuka botolnya? Ya, soda memaksa menyembur keluar. Demikian pula, emosi yang telah ditekan untuk waktu yang lama dapat meledak menjadi kemarahan atau kesedihan yang luar biasa setiap kali muncul ke permukaan. Konflik atau provokasi sekecil apa pun dapat memicu respons emosional yang berlebihan.
Dapat memicu masalah pencernaan
Memendam emosi untuk waktu yang lama terbukti menimbulkan masalah pada pencernaan. Stres dan emosi yang tidak tersalurkan dapat memicu kram perut, diare, kembung, atau sembelit. Hal ini semakin memengaruhi metabolisme seseorang. Itu juga dapat berdampak negatif pada pola makan. Akibatnya, kita mungkin mengalami kenaikan atau penurunan berat badan secara tiba-tiba. Tidak tertutup kemungkinan perubahaan tersebut menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bentuk tubuh sendiri di kemudian hari.
Merasa khawatir dan cemas sepanjang waktu
Ketika Anda mengabaikan perasaan dan membiarkannya menumpuk, perasaan itu bisa mulai keluar entah dari mana. Alhasil, Anda merasa cemas sepanjang waktu. Misalnya, jika Anda kesulitan menyesuaikan diri dengan teman sekamar dan tidak membicarakannya dengannya, seberapa keras pun Anda mencoba bertahan, perasaan itu akan timbul sebagai kecemasan.
Penggunaan mekanisme koping yang tidak sehat
Ketika seseorang menekan terlalu banyak emosi di dalam diri, dia cenderung mengadopsi mekanisme koping yang tidak sehat. Misalnya, dia mungkin minum alkohol sepanjang malam untuk mencari jalan keluar dari keharusan menghadapi emosi yang menyakitkan. Dia juga cenderung memarahi orang-orang terdekat. Ini perilaku merusak diri sendiri yang akan merugikan diri sendiri dan orang-orang di sekitar.
Perubahan berat badan tanpa alasan yang jelas
Tubuh kita mengeluarkan hormon stres bernama kortisol setiap kali kita mengalami stres. Ini terjadi untuk menghambat pelepasan adrenalin. Hormon tersebut menekan nafsu makan pada kebanyakan orang, dan pada awalnya berat badan Anda mungkin turun. Namun, begitu kortisol mengambil kendali dan nafsu makan kembali, hal itu mengakibatkan penambahan berat badan. Perubahan berat badan yang tidak bisa dijelaskan ini dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang.