Penjelasan: Perbedaan Antara K-drama 'Sageuk' Tradisional Dan Fusion
Sageuks—berasal dari 'Sa' (sejarah) dan 'Geuk' (drama)—adalah drama sejarah Korea yang menawarkan gambaran menarik tentang masa lalu. Mirip dengan drama periode Barat, K-drama ini dibedakan berdasarkan latarnya seperti era atau dinasti Goryeo atau kostum khususnya. Seiring berjalannya waktu, genre ini telah berkembang menjadi sebuah karya yang memadukan cerita kontemporer dengan mulus. Di sini, mari kita selidiki seluk-beluk tentang genre ini.
Lahirnya Genre Film 'Sageuk'
Dimulainya film sejarah di Korea Selatan dimulai pada tahun 1923 dengan The Story of Chun-hyang. Era keemasan sinema Korea—yang berlangsung pada tahun 1950-an hingga 1980-an—menjadi saksi lonjakan jumlah film Sageuk. Tahun 1960-an memperkenalkan melodrama sejarah, sedangkan tahun 1970-an menyaksikan kebangkitan televisi—yang berdampak pada ranah sinema. Sejak tahun 1990-an, karya-karya terkenal seperti The Legend of Gingko dan The Eternal Empire menandai tonggak penting dalam genre ini.
'Sageuk' Berkaitan Dengan Cerita Rakyat Korea, Tema Sejarah
Sageuk terbentang sepanjang era sejarah, dengan fokus pada Dinasti Goryeo (918-1392) dan Dinasti Joseon (1392-1897). Periode The Three Kingdom (57 SM-668 M) memperkenalkan dinasti Silla, Baekje, dan Goguryeo, yang masing-masing ditandai dengan karakteristik yang berbeda. Sageuk sering kali diambil dari era salah satu dinasti, cerita rakyat, dan mitologi Korea yang disebutkan di atas, dan menampilkan tokoh-tokoh terkenal seperti pangeran, raja, pahlawan nasional, dan wanita yang terkemuka untuk menciptakan narasi yang menarik dalam konteks sejarah ini.
Fusion 'Sageuk': Kelahiran Sebuah Genre Baru
Pada awal tahun 2000-an, drama Sageuk mengalami penurunan minat di kalangan penonton muda karena narasinya yang rumit dan pemerannya yang lebih tua. Pergeseran transformatif terjadi dengan pendekatan produser Lee Byung-hoon dalam serial tersebut—Hur Jun (2000). Dia mempercayakan naskahnya kepada penulis muda, Choi Wan-gyu, memperkenalkan perspektif segar yang menekankan emosi dan hubungan dibandingkan fakta sejarah yang kadang membosankan. Hal ini menandai dimulainya era genre "Fusion Sageuk".
Apa Ciri Khas Dari 'Sageuk' Tradisional?
Sageuk tradisional sering kali mendapat inspirasi dari tokoh sejarah nyata, merangkai kisah individu seperti Hur Jun, seorang dokter istana yang terampil, dan Dong Yi, yang bertransformasi dari pelayan istana menjadi permaisuri bangsawan. Drama-drama ini, dengan narasi yang tidak diunggulkan, memberikan sebuah harapan. Dengan episode tambahan, Sageuk tradisional mempelajari latar belakang, budaya, dan sistem sosial, sebuah fokus yang kurang menonjol dalam Fusion Sageuk.
Sederet Serial Ini Mendominasi Ranah Televisi Pada Tahun 2000-an
Serial TV Sageuk selalu berdurasi panjang, bahkan ada yang melebihi 40 episode. Serial TV pertama, Gukto malli, memulai debutnya pada tahun 1962. Tahun 1990-an condong ke arah drama kontemporer, namun tahun 2000-an menandai kebangkitan dari genre "Fusion Sageuk". Judul-judul Fusion Sageuk terkenal yang menguasai TV termasuk Mr. Sunshine (2018), Moon Embracing the Sun (2012), Jewel in the Palace (2003), The Great Queen Seondeok (2009).
Sederet Judul Ini Menandai Kebangkitan Film Sejarah
Momen penting bagi film bersejarah terjadi pada tahun 2005 dengan film The King and the Clown, yang memecahkan rekor Box Office dengan menjual lebih dari 12 juta tiket. Kesuksesan film-film sejarah berlanjut hingga tahun 2010-an. Pemegang rekor, The Admiral: Roaring Currents—yang dirilis pada tahun 2014—menjual 17,61 juta tiket pada tahun 2016. Pada saat yang sama, Fusion Sageuk mendapatkan popularitas yang luar biasa, seperti yang ditunjukkan oleh serial terkenal seperti The Face Reader (2013) dan Masquerade (2012).
Meninjau Kembali Kesuksesan Kisah Fusion Sageuk Netflix
Netflix mengubah lanskap serial Fusion Sageuks dengan salah satu serial yang terkenal seperti Arthdal Chronicles (2019). Berdasarkan kisah Dangun—pendiri Kerajaan Gojoseon pertama di Korea—popularitas dari serial ini yang luar biasa memicu kelanjutan kisahnya pada tahun 2023. Serial terkenal lainnya, Kingdom (2019) juga mampu memikat hati para penonton. Berlatar abad ke-16, tiga tahun setelah berakhirnya Perang Imjin, serial Kingdom dengan mulus memadukan politik dengan elemen zombie.