Netflix 'Pain Hustlers' Menuai Beragam Tanggapan
Ketika dua artis Hollywood yang populer dan terkenal di dunia bergabung, tentu saja kita mengharapkan sesuatu yang spektakuler dari awal hingga akhir. Harapan ini semakin bertambah dengan hadirnya sosok sutradara yang memiliki banyak pengalaman. Namun, Pain Hustlers, yang dibintangi oleh Chris Evans dan Emily Blunt dan dipimpin oleh David Yates, memiliki harapan yang tinggi dari para penonton tetapi pada kenyataanya berada di posisi terendah yang menggelikan.
Sekilas Tentang Jalan Cerita 'Pain Hustlers'
Pain Hustlers, yang terinspirasi dari peristiwa nyata, mengambil kisahnya dari buku Pain Hustlers (2022) karya Evan Hughes. Film ini dibintangi oleh Blunt sebagai Liza Drake, seorang ibu tunggal yang mengalami nasib buruk yang menerima tawaran pekerjaan dari Pete Brenner (Evans) di saat putus asa di sebuah perusahaan farmasi. Namun, dia merancang konspirasi kriminal dengan menyuap dokter untuk meresepkan obat yang membuat ketagihan kepada pasiennya.
Ulasan Positif: Blunt dan Evans Sangat Sensasional Dalam Film
Jika Pain Hustlers tetap dapat ditonton meskipun ada sederet masalah, itu semata-mata karena film tersebut bertumpu pada segi kemampuan, pengalaman, dan artistik dari Blunt dan Evans. Blunt adalah jiwa dalam film dan kekuatan pendorongnya; dia menonjolkan sifat pemarah sekaligus rentan, cerdas sekaligus seringkali menyesal. Evans mencocokkan ritme ritmenya dengan Blunt, dan sejak awal, dia membuat saya tertarik dengan gambaran pria yang sombong dan angkuh.
Ulasan Positif: Gaya Dokumenter Sangat Membantu, Memberi Daya Tarik
Pain Hustlers memiliki beberapa momen yang cenderung kelam, intens, dan menegangkan, dan momen tersebut biasanya muncul saat karakter terlibat dalam konflik dan kekacauan. Kami kadang-kadang berempati dengan Drake, tapi dia juga salah satu pelaku yang licik, dan munculnya pertanyaan 'kemana jalan ceritanya akan berlanjut' berulang kali muncul. Pada awal dan sela-sela jalan ceritanya, Pain Hustlers memanfaatkan pengambilan gambar dokumenter monokrom untuk menunjukkan nuansa kesuramannya.
Mengangkat Kisah Nyata Yang Mengerikan Sebagai Premis
Saya juga menganggap Pain Hustlers cukup menarik karena akan mendorong pemirsa untuk membaca buku karya Hughes The Hard Sell: Crime and Punishment at an Opioid StartUp dan mengungkap krisis mengejutkan yang melanda Amerika Serikat belum lama ini. Menariknya lagi, ini adalah proyek ketiga Netflix yang berpusat pada dunia farmasi setelah Painkiller dan The Fall of the House of Usher.
Ulasan Negatif: Tidak Dapat Mempertahankan Tema Yang Serius dan Jahat
Sayangnya, Pain Hustlers tampaknya tidak berusaha mempertahankan sifat seriusnya sepanjang durasi film ini, dan setelah setiap beberapa adegan intens, muncul adegan yang lebih ringan. Hal ini mengguncang fondasi cerita, dan pada momen-momen ini, kita terpaksa bertanya-tanya, "Jika film ini tidak dianggap terlalu serius, haruskah kita terlibat di dalamnya?" Hal ini memerlukan eksekusi yang lebih ketat dan lebih berani.
Ulasan Negatif: Momen-Momen Yang Sangat Lucu Serta Aneh Menghambat Alur Ceritanya
Setelah Pain Hustlers memulai kisahnya di layar dan berjalan dengan mulus, film ini dengan canggung membelokkan alur cerita dan memilih jalur yang tidak boleh diambil. Adegan pestanya habis-habisan dan menggelikan; kami sudah mendapatkan idenya setelah kejadian pertama, tetapi adegannya menjadi sering diputar ulang. Jika hal ini dimaksudkan untuk melegakan, hal itu justru menjadi bumerang.
Karakter Pendukung dan Pemeran Lainnya Sebagian Besar Terbuang Percuma
Masalah lain yang melanda Pain Hustlers adalah banyaknya pemeran pendukung yang terbuang, khususnya Catherine O'Hara, yang berperan sebagai ibu Drake. Di dalam adegan lain, karakter pendukung diperkenalkan tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik, sehingga bahkan ketika mereka mati atau menderita, tidak ada cukup emosi yang bisa membuat jantung kita berdetak untuk mereka. Beberapa adegan dan twist muncul begitu saja, dan karakternya bertindak tidak masuk akal.
Ulasan Terakhir: Kami Sarankan Untuk Menonto Film Ini Sekali Saja
Saya akan menyebut Pain Hustlers tidak terlalu spektakuler atau sangat buruk, namun sebaliknya, film ini berdiri diantara spektrum ini. Hal ini dibebankan oleh Evans dan Blunt yang bergerak cepat namun gagal untuk memahami dan menghidupkan potensinya sendiri. Meskipun demikian, jika Anda dapat mengatasi masalah ini, saya akan merekomendasikan menonton Pain Hustlers sekali. Film ini akan tayang di kanal streaming pada hari Jumat.