Bagaimana 'The Eras Tour' Akan Mempengaruhi Perekonomian Tokyo
Sensasi dari diva pop Taylor Swift sedang menulis ulang "buku pedoman ekonomi dunia hiburan" melalui The Eras Tour yang telah diakui secara global. Setelah menyelenggarakan tur yang fenomenal pada tahun 2023, Swift kini bersiap memeriahkan Tokyo Dome, Jepang untuk pertunjukan selama empat hari mulai Rabu hingga Sabtu (waktu setempat). Daya tarik dari sang bintang ini begitu besar sehingga para ahli memperkirakan konser tersebut akan menghasilkan 34,1 miliar yen ($229,6 juta). Mari kita pahami dampaknya terhadap perekonomian Tokyo.
Mengapa Artikel Ini Penting?
Menurut laporan dari Bank of America bertajuk Funflation in Full Force, konsep "Funflation" mendapatkan momentum karena masyarakat lebih banyak membelanjakan uangnya di sektor panggung hiburan pasca-COVID-19. Swift berada di garis depan dalam memanfaatkan efek ini dengan tur keliling dunianya. Sebuah pengalaman di arena stadion, tur ini adalah perjalanan nostalgia melalui setiap "era" dari karir Swift yang gemilang selama 17 tahun. Dimulai pada Maret 2023 dan berlanjut hingga Desember 2024, tur ini dengan cepat menjadi tur terbesar dalam sejarah.
Harga Tiket Yang Yang Tinggi Akan Berkontribusi Terhadap Perekonomian Tokyo
Salah satu alasan profitabilitas tur ini adalah tingginya harga tiketnya. Harga kursi dekat panggung telah naik dua kali lipat sejak tur Reputation Swift 2018 di Tokyo Dome. Para penggemarnya cenderung makan di restoran dan berbelanja sovenir. Hal ini tercermin ketika beberapa kota di Amerika Serikat mengalami peningkatan pendapatan hingga 95% pada malam konser Swift, sementara Tokyo diperkirakan mengalami peningkatan pendapatan sebesar 25% setiap malam.
Tokyo Akan Mendapatkan Keuntungan Dari Efek Tur Tersebut
Konser Swift berdampak signifikan terhadap PDB regional. Menurut sebuah laporan, setiap konser The Eras menyumbang sekitar $36 juta baik belanja langsung maupun tidak langsung terhadap perekonomian lokal, sehingga mendukung lebih dari 300 lapangan kerja per pertunjukan. Peningkatan ekonomi ini sangat penting bagi Tokyo, karena pengaruh tur ini diperkirakan akan signifikan karena Tokyo merupakan salah satu dari tiga lokasi yang akan dikunjungi Swift di kawasan Asia Pasifik.
Efek Inflasi Swift Terhadap Negara Lain
Kegilaan Swift meluas hingga ke luar Jepang, dengan Australia bersiap untuk konsernya pada bulan Februari. Gubernur Reserve Bank of Australia, Michele Bullock dilaporkan menyebutnya sebagai efek "inflasi Taylor Swift", di mana para penggemar menyesuaikan pengeluaran mereka untuk membeli tiket tur dan pengeluaran terkait. Reuters melaporkan bahwa tur Swift adalah yang pertama dalam sejarah yang menghasilkan pendapatan kotor lebih dari $1 miliar, dengan para penggemar mengeluarkan uang tambahan untuk transportasi dan akomodasi.
Swift Akan Bergegas Ke Super Bowl Setelah Tur Tokyo
Segera setelah konser terakhirnya di Tokyo pada Sabtu (10 Februari) berakhir, Swift akan singgah sebentar di ajang Super Bowl akhir pekan ini. Selama acara tersebut, dia diharapkan untuk menyemangati kekasihnya saat ini, Travis Kelce dari Kansas City Chiefs, dari ruang VIP. Selanjutnya, ikon pop tersebut akan tampil di Australia dan Singapura sebelum bertualang ke Eropa sebagai bagian dari tur yang diprediksi akan menghasilkan pendapatan keseluruhan sebesar $2 miliar.