Berapa kerugian Supertech karena perobohan menara kembar Noida?
Apa ceritanya
Sehari setelah perubuhan dua menara Supertech setinggi 103 meter, masyarakat perumahan Emerald Court Noida dikelilingi puing-puing.
Perusahaan realestat Supertech mengungkapkan bahwa akibat perubuhan itu, mereka rugi 5 miliar rupe atau sekitar 930 triliun rupiah.
Sementara, warga masyarakat di sekitar lokasi pada hari Senin dilaporkan terbangun karena tumpukan puing-puing yang tertinggal setelah pembongkaran, yang mungkin membutuhkan waktu pembersihan sedikitnya tiga bulan.
Konteks
Mengapa artikel ini penting?
Setelah proses sembilan tahun di pengadilan, menara kembar Apex dan Ceyane yang berada di Sektor 93A, Noida, dihancurkan pada pukul 14.30 hari Minggu waktu setempat.
Pada tanggal 7 Februari 2022, majelis hakim Mahkamah Agung DY Chandrachud dan Surya Kant memerintahkan Supertech dan Edifice Engineering—yang ditugaskan melakukan pembongkaran—untuk melaksanakan perintah pengadilan tinggi tahun 2021 untuk merobohkan menara kembar itu karena tidak mematuhi hukum.
Informasi
Biaya apa lagi yang ditanggung Supertech?
Menurut direktur Supertech RK Arora, total luas bangunan menara kembar adalah 243 ribu meter persegi.
Setelah perubuhan, dia mengklaim Supertech "membangun kedua menara sesuai dengan rencana pembangunan yang disetujui oleh otoritas pengembangan Noida."
Pembongkaran itu menghabiskan biaya lima miliar rupe, 170 juta rupe di antaranya dibayarkan kepada Edifice Engineering.
Supertech juga membayar premi asuransi sebesar 1 miliar rupe.
Tahukah Anda?
MA juga perintahkan pengembalian dana kepada pembeli rumah
Pada Agustus 2021, MA juga memerintahkan Supertech untuk mengembalikan seluruh dana milik pembeli rumah ditambah bunga tahunan 12% sejak waktu pembelian.
Pengadilan juga memerintahkan pembayaran Badan Kesejahteraan Penduduk sebesar 20 juta rupe atas "gangguan" yang dialami masyarakat.
Pengadilan menekankan, menara kembar 40 lantai (dengan 915 flat dan 21 toko) itu dibangun melalui kongkalikong dengan Noida Authority.
Puing
Masyarakat Noida dikejutkan dengan tumpukan puing
Kerumunan masyarakat berkumpul di atap dan di Jalan Tol Noida untuk menyaksikan perubuhan menara pada hari Minggu.
Ternyata, warga masyarakat di area sekitar terbangun karena tumpukan puing-puing pada hari Senin, bahkan saat pembersihan lokasi masih berlanjut.
"Kami sudah cukup menderita ... kami mau mereka (Edifice Engineering) mengumpulkan puing-puing itu lalu membawanya dengan truk," ujar seorang penduduk kepada NDTV.
Indonesia Pos
Tumpukan puing di lokasi pembongkaran Supertech
Noida, UP | Mountain of debris lays bare a day after the demolition of #SupertechTwinTowers pic.twitter.com/yjuLhyV3kS
— ANI (@ANI) August 29, 2022
Kerusakan
Kerusakan ringan, penghalau debu masih terpasang
CEO Noida Authority Ritu Maheshwari menyatakan, dinding pembatas setinggi 10 meter yang ada di sekitar ATS Society telah rusak akibat puing-puing itu.
Pada Senin pagi pembatas yang telah dipasang di gedung-gedung sekitar juga masih ada, demi mencegah debu memasuki rumah-rumah.
Selain itu, tumpukan puing terlihat di semua area.
Dikutip dari ANI, Upaya pembersihan tengah dilakukan masyarakat di luar kawasan-kawasan perumahan.
Perubuhan
Menara kembar runtuh dalam 9 detik
Pembongkaran "menara kembar" dilakukan pada hari Minggu pukul 14.30 waktu setempat.
Walaupun bangunan roboh dalam waktu sembilan detik, awan debu akibat pembongkaran membutuhkan waktu sekitar 12 menit hingga mereda.
Perubuhan berbiaya 50 miliar rupe itu menyebabkan 900 apartemen senilai kurang lebih 7 triliun rupe sia-sia.
Bangunan diratakan dengan 3.700 kg bahan peledak menggunakan "metode air terjun."