Musk ingin interogasi karyawan yang menghitung bot Twitter
Apa ceritanya
Elon Musk kembali melancarkan serangannya terhadap Twitter. Tim hukum miliarder itu kini menuntut Twitter untuk memberikan nama-nama karyawan yang menghitung persentase akun bot/spam di situs microblogging tersebut.
Bulan lalu Twitter menggugat Musk setelah CEO Tesla itu secara sepihak membatalkan kesepakatan senilai 44 miliar dolar untuk mengakuisisi platform media sosial tersebut karena perselisihan tentang jumlah bot.
Konteks
Mengapa artikel ini penting?
Kisah Musk dan Twitter sejak awal sudah dipenuhi liku-liku. Dengan sisa waktu dua bulan jelang sidang penentuan, kedua belah pihak berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan narasi yang menguntungkan.
Kesepakatan ini amat penting bagi kemajuan Twitter dan mereka pun tidak menanggap jumlah bot/spam sebagai masalah.
Twitter diperkirakan akan menentang permintaan tim hukum Musk itu.
Permintaan
Tim pembela ingin tanyakan jumlah bot pada karyawan Twitter
Melalui surat yang diajukan pada 9 Agustus, pengacara Musk mendesak hakim Delaware Court of Chancery untuk memaksa Twitter menyerahkan nama-nama karyawan yang menghitung persentase akun bot/spam.
Tim pembela hendak menanyai para karyawan tersebut, dengan asumsi untuk mengetahui proses perhitungan bot.
Belum jelas apakah hakim mengizinkan permintaan tersebut atau tidak.
Persidangan
Gugatan dalam tahap pengumpulan bukti
Persidangan Musk dan Twitter akan dimulai pada 17 Oktober di Delaware. Kini kedua belah pihak sedang dalam tahap pengumpulan bukti gugatan.
Surat perintah panggilan ke pengadilan sudah disampaikan kepada penasihat keuangan dan bank selagi kedua pihak mencari bukti untuk mendukung klaim masing-masing.
Proses tersebut juga mencakup persetujuan kustodian atau orang yang memegang kendali atas informasi yang relevan.
Perkembangan
Twitter: Masalah bot/spam tidak ada hubungannya dengan kesepakatan
Di sini kami akan memberikan sedikit rangkuman. Pada April lalu, Musk setuju membeli Twitter dengan harga 44 miliar dolar AS.
Tidak lama kemudian, kesepakatan itu terhambat oleh masalah bot/spam. Miliarder tersebut lantas membatalkan akusisi dengan dalih pernyataan "menyesatkan" tentang jumlah bot/spam.
Twitter lalu menggugat Musk agar melanjutkan kesepakatan, sembari menyatakan bahwa masalah tersebut tidak ada hubungannya dengan akuisisi itu.
Opini Musk
Musk yakini bot Twitter lebih banyak dari yang diklaim
Musk sudah berulang kali mengungkapkan, akun palsu/spam di Twitter lebih banyak daripada yang diklaim perusahaan itu. Miliarder tersebut bahkan mengadakan voting di Twitter yang meminta pengikutnya berpendapat tentang masalah ini.
Mayoritas (64,9%) setuju dengan pendapat Musk bahwa lebih dari 5% pengguna harian Twitter adalah akun palsu/spam.
Terkait hasil itu, dia kemudian mengunggah twit, "Twitter has spoken..." yang artinya Twitter sudah angkat suara.
Pendanaan
Musk jual saham Tesla untuk biayai akuisisi paksa Twitter
Musk baru-baru ini menjual saham Tesla senilai 6,9 miliar dolar AS. Soal penjualan itu, dia menuturkan, "jika Twitter tetap memaksakan kesepakatan ini (semoga tidak) dan sebagian partner tidak setuju, penjualan darurat saham Tesla harus dihindari."
Dia kemudian berjanji akan membeli kembali saham itu jika akuisisi Twitter tidak berlanjut.