Lewati pendiri LVMH, Adani terkaya ketiga di dunia dengan 137 miliar dolar
Apa ceritanya
Gautam Adani, pendiri dan direktur Adani Group, berhasil menjadi orang terkaya ketiga di dunia dengan kekayaan 137,4 miliar dolar AS, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Dia pun melampaui konglomerat asal Prancis dan bos merek mewah Moet Hennessy Louis Vuitton, Bernard Arnault.
Dia sekarang berada di belakang orang terkaya di dunia Elon Musk, yang kekayaan bersihnya saat ini mencapai 251,4 miliar dolar, diikuti Jeff Bezos dengan 153,4 miliar dolar.
Konteks
Mengapa artikel ini penting?
Perlu diketahui, Adani merupakan orang Asia pertama yang berhasil mencapai tiga besar di Bloomberg Billionaires Index.
Walaupun kekayaannya melonjak pesat, pengamat pasar baru-baru ini menyoroti bahwa konglomerat itu "terlalu memanfaatkan" rasio utang terhadap ekuitas yang buruk.
Penambang batu bara dan operator pelabuhan swasta terbesar di India, Adani Group, juga menuai kritik atas dugaan perampasan tanah dan kasus hukum yang sedang berlangsung karena penyalahgunaan fasilitas publik.
Daftar miliarder
Adani naik peringkat saat tokoh-tokoh lain menggenjot filantropi
Bulan lalu, Adani melampaui salah satu pendiri Microsoft Bill Gates sebagai orang terkaya keempat dengan kekayaan bersih 113 miliar dolar.
Menariknya, posisi Adani di daftar Bloomberg naik ketika tokoh-tokoh lain menggenjot filantropi mereka.
Gates menyalurkan 20 miliar dolar ke Bill & Melinda Gates Foundation pada bulan Juli, sementara investor legendaris Warren Buffett menyumbangkan lebih dari 35 miliar untuk tujuan amal. Gates sekarang duduk di urutan kelima dalam daftar ini, diikuti Buffett.
Persaingan
Adani juga janjikan 7,7 miliar dolar untuk tujuan sosial
Adani menyalip Mukesh Ambani sebagai orang Asia terkaya pada Februari tahun ini dan untuk pertama kalinya melewati nilai kekayaan bersih 100 miliar pada bulan April. Pada 2022 saja, kekayaannya naik sebesar 60,9 miliar, lima kali lebih banyak dari miliarder lainnya.
Memperingati ulang tahunnya yang ke-60 pada Juni tahun ini, dia juga menjanjikan 7,7 miliar dolar untuk tujuan sosial. Namun, dia belum memberikan informasi lebih lanjut tentang hal tersebut.
Kerajaan bisnis
Penambang batubara dan operator bandara swasta terbesar di India
Adani memulai kariernya dengan menjajaki perdagangan berlian lalu beralih ke batu bara.
Dalam beberapa tahun terakhir, konglomerat batubara dan operator bandara itu terjun ke industri semen, pusat data, alumina, dan sekarang media, dengan rencana akuisisi 29% saham di NDTV.
Selain sebagai penambang batubara swasta, operator bandara, dan distributor gas kota terbesar, Adani Group merupakan pemilik pelabuhan swasta terbesar.
Proyek baru
Berencana jadi produsen energi terbarukan terbesar di dunia
Pada November 2021, Adani Group mengumumkan rencananya menjadi produsen energi terbarukan terbesar di dunia, dengan iming-iming suntikan dana 70 miliar dolar AS untuk energi hijau.
Namun menurut laporan Bloomberg, Adani Green Energy mempunyai rasio utang terhadap ekuitas sebesar 2,021%, yang terburuk kedua di Asia setelah Datang Huayin Electric Power asal Tiongkok sebesar 2,452%.
Tetapi sejumlah saham grup ini dilaporkan melonjak lebih dari 1.000% sejak 2020, dengan valuasi yang menyentuh 750 kali lipat pendapatannya.
Kekhawatiran
'Struktur pemegang saham tidak transparan'
Akuisisi besar-besaran Adani Group banyak didanai oleh utang dan kerajaan bisnis itu terlalu sering berutang, ungkap unit grup Fitch CreditSights dalam sebuah laporan bulan ini.
Anggota parlemen dan pengamat pasar juga sudah menyuarakan kritik mengenai struktur pemegang saham yang tidak transparan dan tidak adanya peran analis di sana.
Selain itu, tambang Carmichael di Australia juga mendapat kritik dari para aktivis lingkungan.