5 kontroversi dan skandal besar di Olimpiade
Olimpiade Paris 2024 akan berlangsung pada tanggal 26 Juli di Paris, ibu kota Prancis. Edisi turnamen sebelumnya telah menyaksikan beberapa aksi luar biasa di lapangan. Namun, Olimpiade Musim Panas juga menjadi subyek berbagai skandal dan kontroversi, termasuk penggunaan obat peningkat performa. Di sini kita melihat lima kontroversi tersebut.
Medali Jim Thorpe direnggut pada tahun 1912
Kontroversi penting dalam sejarah Olimpiade melibatkan Jim Thorpe, penduduk asli Amerika pertama yang memenangkan medali emas Olimpiade. Selama Olimpiade 1912 di Stockholm, Thorpe dicabut medali emasnya dalam cabang decathlon dan pentathlon oleh Komite Olimpiade. Alasannya adalah karena ia telah dibayar untuk bermain bisbol semi-profesional sebelum berkompetisi di Olimpiade, yang melanggar aturan kategori amatir saat itu.
Larangan Paavo Nurmi pada Olimpiade 1932
Olimpiade 1932 di Los Angeles juga ditandai dengan kontroversi besar, yang melibatkan atlet Finlandia Paavo Nurmi. Peraih medali emas Olimpiade sembilan kali, Nurmi dilarang berkompetisi karena pertanyaan mengenai status amatirnya yang diajukan oleh otoritas Swedia. Meskipun ada permohonan dari atlet maraton lainnya, Nurmi tidak diizinkan untuk berkompetisi dan kemudian dipaksa pensiun.
Ketegangan dan boikot pada tahun 1956
Olimpiade Musim Panas 1956 di Melbourne ditandai dengan ketegangan politik yang intens menyusul invasi Uni Soviet ke Hungaria. Beberapa negara memboikot acara tersebut setelah Komite Olimpiade Internasional mengizinkan atlet Soviet untuk berpartisipasi. Ketegangan ini memuncak dalam pertandingan polo air yang penuh kekerasan antara tim Soviet dan Hungaria, yang dikenal sebagai pertandingan 'Darah dalam Air', yang menambah babak kontroversial dalam sejarah Olimpiade.
Protes dan tanggapan pemerintah pada tahun 1968
Olimpiade 1968 di Mexico City ditandai dengan protes mahasiswa terhadap pemerintah otoriter. Para siswa ini memanfaatkan perhatian media menjelang Olimpiade untuk menyuarakan penolakan mereka. Akan tetapi, pemerintah menanggapinya dengan kekuatan militer, yang mengakibatkan banyak kematian. Respons keras terhadap protes damai ini menambah momen kontroversial lain dalam sejarah Olimpiade.
Balap lari yang memalukan pada tahun 1988
Pelari cepat asal Kanada Ben Johnson, yang awalnya memenangkan lomba lari 100 meter di Olimpiade Seoul 1988, kemudian dicabut medalinya. Ia dinyatakan positif menggunakan stanozolol, suatu steroid anabolik. Medali emas Johnson dianugerahkan kepada peraih posisi kedua Carl Lewis, seorang Amerika. Meskipun Lewis juga dinyatakan positif menggunakan stimulan terlarang selama uji coba Olimpiade AS tahun itu, ia terhindar dari skorsing.