Algoritma Twitter kini open source; mungkin bias kepada Elon Musk
Untuk membuat platform yang lebih transparan, Twitter telah mempublikasikan sebagian source code-nya di internet. Dari semua data tersebut, algoritma rekomendasi tweet mendapatkan banyak perhatian karena diduga bias berdasarkan parameter tertentu seperti ketenaran dan afiliasi politik. Informasi tersebut disampaikan oleh blogger teknologi Jane Manchun Wong dan Zoe Schiffer dari Platformer.
Apa yang dimaksud dengan algoritma rekomendasi?
Sekitar 500 juta tweet diunggah di Twitter setiap harinya. Untuk menampilkan cuitan populer kepada pengguna, yang akan muncul di beranda "For You", diperlukan sebuah mekanisme. Inilah yang dilakukan oleh algoritme rekomendasi. Algoritme tersebut menyaring data untuk menampilkan kepada pengguna beberapa tweet yang relevan. Algoritme ini bergantung pada tiga parameter untuk melakukannya.
Bagaimana tweet dipilih?
Twitter mengklaim bahwa mereka mengandalkan tiga parameter untuk merekomendasikan tweet kepada pengguna. Pertama, Twitter mengumpulkan tweet dari berbagai sumber melalui proses yang disebut sumber kandidat. Selanjutnya, Twitter menggunakan pemodelan machine learning untuk menentukan peringkat tweet. Terakhir, filter diterapkan agar pengguna tidak melihat konten dari orang-orang yang telah diblokir, tweet yang sudah dilihat, atau bahkan konten dewasa.
Apa masalahnya?
Menurut Wong, di Amerika Serikat, algoritma Twitter melabeli apakah penulis tweet adalah Elon Musk, selain label seperti 'Demokrat', 'Republikan', dan 'Power User'. Sementara itu, nama-nama besar seperti Jack Dorsey, Barack Obama, Stephen Curry, dan Katy Perry, digunakan sebagai "akun percobaan" demi "mendapatkan tweet secara acak untuk percobaan." Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang pemantauan afiliasi politik, dan apakah sebagian akun pengguna mendapatkan peningkatan popularitas.
Statistik pengguna dilacak
Schiffer memberikan penjelasan yang berbeda tentang cara algoritme ini ditulis. Dia mengklaim jika tag yang disebutkan di atas tidak memengaruhi visibilitas pengguna tetapi hanya digunakan untuk melacak metrik akun. Hal ini menimbulkan pertanyaan lain. Jika tweet dari demokrat, republikan, dan power user dilacak secara terpisah, apakah tidak ada kemungkinan perlakuan yang berbeda?
Platform analisis yang lebih baik untuk para kreator sedang dikembangkan
Twitter mengklaim bahwa mereka sedang mengupayakan cara-cara untuk membuat pengalaman pengguna lebih transparan. Mereka akan memperkenalkan platform analisis yang lebih baik untuk para kreator dengan menambahkan informasi lebih lanjut mengenai jangkauan/ keterlibatan. Akan ada juga transparansi yang lebih besar mengenai label keamanan yang diterapkan pada tweet dan akun.