Teori baru menjelaskan mengapa Super-Earth memiliki ukuran yang sama
Apa ceritanya
Para ilmuwan telah menemukan teori baru yang dapat menjelaskan pembentukan "Bumi super" - kelas planet ekstrasurya yang lebih besar dari Bumi. Super-Earth adalah jenis planet ekstrasurya yang paling umum di Bima Sakti.
Studi terbaru membantu kita lebih memahami mengapa Super-Earth dalam satu sistem planet sering terlihat serupa dalam hal ukuran.
#2
Bagaimana sistem planet ini memulai siklus hidupnya?
Sistem planetnya dimulai dari piringan besar gas dan debu yang berputar yang menyatu selama periode beberapa juta tahun atau lebih.
Sebagian besar gas dalam cakram ini menyatu membentuk bintang—atau benda induk—di pusat sistem, sementara materi padat secara bertahap menyatu menjadi planet, asteroid, komet, dan bulan.
#3
Tata surya kita memiliki dua jenis planet yang berbeda
Berbicara tentang tata surya kita, ada dua jenis planet yang berbeda: planet berbatu kecil dengan bagian dalam yang paling dekat dengan Matahari dan raksasa gas yag kaya air dan hidrogen yang lebih besar. Sebuah studi tahun 2021 menjelaskan bahwa pembentukan planet di tata surya kita terjadi di dua cincin berbeda di piringan protoplanet: cincin bagian dalam tempat planet berbatu kecil terbentuk dan cincin bagian luar untuk planet es yang lebih masif.
#4
Pengamatan terbaru menunjukkan bahwa kebanyakan Super-Earth berbatu
Menurut model sebelumnya yang dikembangkan oleh para ilmuwan, Super-Earth terbentuk di "bagian es" dari piringan protoplanet dan bermigrasi di dekat bintang pusat. Model ini dapat menjelaskan massa dan orbit Super-Earth, tetapi diasumsikan bahwa semuanya kaya akan air.
Namun, pengamatan baru-baru ini menunjukkan sesuatu yang berbeda: kebanyakan permukaan Super-Earth ditemukan berbatu, seperti Bumi kita, meskipun mengandung atmosfer hidrogen.
#5
Super-Bumi sering ditemukan mengorbit dekat dengan bintangnya
Beberapa Super-Earth memiliki penampakan seperti raksasa gas, yang disebabkan oleh atmosfer hidrogen. Mereka sering ditemukan mengorbit dekat dengan bintang induknya, dan diyakini bahwa mereka berpindah ke lokasi mereka saat ini dari orbit yang lebih jauh.
#6
Super-Earth ditemukan memiliki ukuran yang sama dan fungsi lainnya
Di sinilah ceritanya menjadi menarik. Selama lima tahun terakhir para ilmuwan, termasuk dari Caltech, University of Notre Dame, dan UCLA, mempelajari eksoplanet ini dan menemukan sesuatu yang tidak biasa.
Meskipun ada berbagai macam Super-Earth, semua Super-Earth dalam satu sistem planet cenderung serupa dalam hal jarak orbit, ukuran, massa, dan ciri-ciri utama lainnya.
#7
Para ilmuwan beralih ke studi tahun 2020 untuk mendapatkan wawasan lebih
Untuk lebih memahami proses ini, para ilmuwan beralih ke penelitian yang diterbitkan pada tahun 2020 yang menghipotesiskan pembentukan empat bulan terbesar Jupiter: Io, Europa, Ganymede, dan Callisto.
Teori tersebut menyatakan bahwa untuk kisaran ukuran butiran debu tertentu, gaya yang menyeret butiran ke arah Jupiter dan gaya yang membawa butiran tersebut dalam aliran gas keluar saling menghilangkan dengan sempurna.
#8
Teori ini menjelaskan bagaimana planet berukuran serupa dapat terbentuk
Keseimbangan kekuatan ini menciptakan sebuah cincin dari material yang berfungsi sebagai blok bangunan untuk pembentukan bulan-bulan Jovian selanjutnya.
Lebih lanjut, teori tersebut mengemukakan bahwa benda akan tumbuh di dalam cincin sampai menjadi cukup besar untuk keluar dari cincin, karena migrasi yang digerakkan oleh gas. Setelah itu, pertumbuhan berhenti dan ini menjelaskan mengapa proses ini menghasilkan planet dengan ukuran yang sama.
#9
Pembentukan planet dihipotesiskan terjadi dengan cara yang sama
Saat ini, studi baru menunjukkan bahwa mekanisme yang mengatur pembentukan planet di sekitar bintang sebagian besar sama.
Dalam hal ini, sebagian besar material batuan padat terjadi di wilayah sempit di piringan protoplanet yang disebut garis sublimasi silikat di mana uap silikat mengembun membentuk kerikil batuan padat, yang memunculkan pembentukan planet berukuran serupa.
#10
Studi ini didasarkan pada asumsi
Teori terbaru ini didasarkan pada asumsi bahwa materi padat tersebar di seluruh piringan protoplanet.
Jika ada banyak massa di dalam cincin, maka planet akan tumbuh hingga bermigrasi, menghasilkan jaringan Super-Earth yang serupa.
Dan jika cincin itu bermassa kecil, hal itu akan menghasilkan sistem yang sangat mirip dengan planet terestrial tata surya kita.