Mengapa 'permukaan lunak' asteroid Bennu di dekat Bumi membingungkan para ilmuwan NASA?
Apa ceritanya
Dua tahun setelah pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx mengumpulkan sampel dari asteroid Bennu, NASA telah mengungkap sesuatu yang menakjubkan tentang permukaan asteroid itu.
Menurut badan antariksa tersebut, partikel-partikel yang membentuk permukaan Bennu sangat longgar dan terikat dengan ringan sehingga seseorang yang menginjak asteroid ini akan merasakan sedikit hambatan.
Bennu pertama kali ditemukan oleh para ilmuwan pada tahun 1999.
Konteks
Mengapa artikel ini penting?
Sejak penemuannya, Bennu telah dianggap sebagai ancaman bagi Bumi. Serangan oleh Bennu akan menyebabkan gangguan di seluruh benua.
Sekarang kita telah memahami bahwa permukaan Bennu tidak seperti asteroid padat lainnya, kita mungkin harus menyusun strategi defleksi baru.
Temuan baru ini juga memberi kita wawasan yang lebih baik tentang asteroid di sekitar kita.
Kejutan
Pesawat ruang angkasa ini tenggelam 30 inci setelah mendarat di asteroid ini
Para ilmuwan yang terkait dengan OSIRIS-REx terkejut ketika pesawat ruang angkasa itu mendarat di Bennu pada Oktober 2020. Meskipun mendarat dengan lembut, pesawat ruang angkasa itu tenggelam sedalam 30 inci (70 cm).
Dante Lauretta, penyelidik utama pesawat ruang angkasa itu mengatakan, "jelas tidak ada hambatan sama sekali. Permukaannya lembut dan mengalir seperti cairan."
Massa kerikil dan lumpur terlontar saat pesawat ruang angkasa itu mendarat.
Dramatis
Operator OSIRIS-REx dibuat ketakutan dengan kejadian di Bennu
Misi OSIRIS-REx di Bennu sangat dramatis. Ilmuwan misi itu mengira asteroid itu kaku.
Namun, pendaratan pesawat ruang angkasa itu menciptakan lubang menganga selebar 26 kaki (8 m) di situs yang disebut 'Nightingale.' Pendaratannya menyebabkan ledakan yang membuat dinding raksasa puing-puing terbang menjauh dari sisi sampel.
Tentang peristiwa tersebut, Lauretta mengatakan, "Untuk operator pesawat ruang angkasa, itu benar-benar menakutkan."
Temuan
Kepadatan bahan permukaan Bennu sangat rendah
Temuan misi OSIRIS-REx di Bennu terungkap dalam dua makalah oleh Lauretta dan peneliti lain bernama Kenny Walsh.
Menginjak permukaan asteroid itu disamakan dengan memasuki lubang bola plastik karena sangat sedikit hambatan yang ditawarkannya.
Kepadatan material permukaannya hanya 500-700 kg/meter kubik, jauh lebih kecil dari batuan bumi biasa (3.000 kg/meter kubik).
Ada apa di dalamnya?
Interior asteroid ini mungkin memiliki molekul organik
Para ilmuwan menemukan bahwa permukaan batu di Bennu sangat berpori dan memiliki banyak ruang kosong.
Permukaan asteroid ini tampak kebiruan, sedangkan bagian dalamnya tampak lebih merah. Warna biru permukaan adalah hasil dari sinar kosmik dan cuaca luar angkasa.
Namun, warna merah itu menarik, karena mengisyaratkan adanya molekul organik seperti hidrokarbon.
Tidak diketahui
Asteroid seperti Bennu masih menjadi teka-teki
Asteroid seperti Bennu, yang hampir tidak terikat oleh gravitasi atau gaya elektrostatik, dapat menimbulkan ancaman yang berbeda dari asteroid padat.
Para ilmuwan berasumsi bahwa banyak asteroid lain memiliki struktur "tumpukan puing" yang serupa dari konglomerasi batu, kerikil, dan lumpur.
"Saya pikir kita masih dalam tahap awal untuk memahami apa benda-benda ini, karena mereka berperilaku sangat berlawanan dengan intuisi," kata Patrick Michel, ilmuwan OSIRIS-REx.
informasi
Pesawat ruang angkasa ini akan mengirimkan sampel dari Bennu tahun depan
OSIRIS-REx berhasil mengumpulkan hampir 250 g debu asteroid Bennu, empat kali lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk analisis. Sampel ini dijadwalkan akan dikirim pada September 2023. Setelah pengiriman, pesawat ruang angkasa itu akan menuju Apophis, asteroid berisiko tinggi lainnya.