Roket SLS NASA tampaknya siap untuk misi berawak Artemis 2
Roket Space Launch System (SLS) NASA tampaknya siap untuk misi besar berikutnya yang akan mendaratkan astronot di Bulan. Roket ini membuat peluncuran debutnya dengan misi Artemis 1. Investigasi awal telah mengkonfirmasi bahwa roket "telah memenuhi atau melampaui semua ekspektasi kinerja" selama penerbangan perdananya. Tim sedang melakukan penyelidikan lebih dalam terhadap kinerja roket untuk mempersiapkan misi Artemis berawak pertama.
Data pasca-penerbangan awal menunjukkan "semua sistem SLS bekerja dengan sangat baik"
Berdasarkan penilaian yang dilakukan tak lama setelah peluncuran roket SLS, NASA mengatakan bahwa "data pasca-penerbangan awal menunjukkan bahwa semua sistem SLS bekerja dengan sangat baik" dan bahwa "desainnya siap untuk mendukung penerbangan berawak di Misi Artemis 2." "Tim analisis pasca-penerbangan akan terus meninjau data dan membuat laporan akhir," tulis badan antariksa itu dalam posting blog.
Keberhasilan SLS memberi jalan bagi misi Artemis di masa depan
"Korelasi antara kinerja penerbangan aktual dan prediksi kinerja Artemis 1 sangat bagus," kata John Honeycutt, manajer Program SLS. "Ada teknik dan seni untuk membangun dan meluncurkan roket dengan sukses, dan analisis pada penerbangan perdana roket SLS menempatkan NASA dan mitranya dalam posisi yang baik untuk mendukung misi Artemis 2 dan seterusnya."
Data tangkapan gambar berjumlah sekitar 31 terabyte
Tim menganalisis sejumlah besar data untuk menyimpulkan kinerja dan kesiapan SLS untuk misi berawak. Sekitar 31 terabyte data tangkapan gambar dikumpulkan dari kamera darat, kamera di roket, dan kamera udara yang difokuskan pada SLS. Sebagai referensi, informasi yang diwakili oleh materi cetak di Perpustakaan Kongres Amerika Serikat jauh lebih kecil, sekitar 20 terabyte.
Uji terbang Artemis 1 membantu menilai kinerja roket
"Banyak pandangan dari roket Artemis 1, termasuk proses "Solid Rocket Booster Separation" dan "Interim Cryogenic Propulsion Stage (ICPS)", perangkat ini memberikan data tangkapan gambar yang membantu kami menilai kinerja SLS dari lepas landas hingga proses lepas landas dan pemisahan," kata Beth St. Peter, pimpinan integrasi citra SLS. Artemis 1 adalah satu-satunya cara untuk "mengumpulkan data yang nyata" selama proses pemisahan booster, kata tim tersebut.
Perangkat keras pada roket SLS berfungsi dengan baik
Para Insinyur juga memantau suhu dan suara ekstrem yang dialami SLS tepat setelah lepas landas. ICPS SLS ditenagai oleh satu mesin RL-10 sementara pada tahap intinya ditopang empat mesin RS-25. Data pasca-penerbangan mengungkapkan dorongan mesin RS-25 dan katup kontrol rasio campuran berada dalam 0,5% dari nilai prediksi sementara tekanan dan suhu internal dari mesin kunci lainnya berada dalam 2% dari nilai prediksi pra-penerbangan.
Bagian inti SLS berhasil menjalankan semua fungsinya
Selanjutnya, bagian inti dari SLS berhasil menjalankan semua fungsinya dan memasukkan pesawat ruang angkasa ICPS dan Orion ke orbit awal Bumi yang berukuran 1.564,4 kilometer kali 25,7 kilometer. Menurut NASA, penyisipan itu hanya berjarak 4,6 kilometer dari target sempurnanya yaitu 1.569 kilometer kali 25,7 kilometer, tetapi masih dalam parameter yang dapat diterima.
Artemis 2 diperkirakan akan lepas landas pada tahun 2024
Artemis 1 hanyalah permulaan untuk SLS dan Orion. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, Artemis 2 akan membawa astronot dalam misi sekitar 10 hari mengelilingi Bulan pada tahun 2024. Melalui ekspedisi Artemis, NASA akan mendaratkan wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama di Bulan. Artemis 3, rencananya akan terbang pada tahun 2025, dan akan mendaratkan astronot di permukaan Bulan juga.