Air di bumi mungkin berasal dari asteroid, klaim satelit Jepang
Apa ceritanya
Air adalah salah satu faktor penting yang memungkinkan kehidupan di Bumi. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana Bumi yang dulu tertutup magma berubah menjadi 'Planet Biru' saat ini?
Para ilmuwan Jepang menyatakan bahwa asteroid mungkin berada di balik pertanyaan ini. Hipotesis baru dirumuskan berdasarkan analisis sampel yang dikumpulkan dari asteroid Ryugu oleh wahana Hayabusa2 milik Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang (JAXA).
Konteks
Mengapa artikel ini penting?
Kehidupan di Bumi tidak akan mungkin terjadi jika bukan karena air. Namun, planet kita pernah bersifat tidak ramah huni seperti benda angkasa mana pun.
Kita telah mencoba mengungkap bagaimana Bumi berubah dari planet yang tertutup magma menjadi seperti sekarang.
Temuan baru berdasarkan sampel dari Ryugu bisa menjadi terobosan besar dalam pemahaman kita tentang asal usul kehidupan.
Temuan utama
Asteroid tipe C yang mudah menguap dan kaya organik bisa jadi berada di belakang asal-usul air
Hayabusa2 dikirim ke Ryugu untuk menjelaskan pembentukan tata surya. Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy, para ilmuwan mengatakan bahwa asteroid tipe C yang mudah menguap dan kaya organik mungkin adalah sumber utama air di Bumi.
Mereka mengidentifikasi partikel Ryugu sebagai salah satu sumber penting dari zat-zat yang mudah menguap (air dan organik).
Partikel Ryugu
Materi dalam partikel Ryugu mungkin berasal dari luar tata surya
Para ilmuwan menemukan kesamaan yang erat antara komposisi partikel Ryugu dan air di Bumi. Namun, sedikit perbedaan membuat mereka mengakui bahwa air di Bumi bisa juga berasal dari tempat selain asteroid.
Materi organik dalam partikel Ryugu mungkin memiliki "asal dari luar tata surya," kata penelitian tersebut.
Pertanyaan tentang pengiriman zat yang mudah menguap masih menjadi topik perdebatan hangat di kalangan ilmuwan.
Misi
Hayabusa2 mengumpulkan sampel dari kawah buatan yang dibuat oleh penetrator
Hayabusa2 adalah misi pengambilan sampel asteroid yang diluncurkan pada 3 Desember 2014. Pesawat luar angkasa seukuran lemari es itu mendarat di asteroid Ryugu pada 2018.
Pada 2019, penabraknya dikerahkan untuk membuat kawah buatan. Setahun kemudian, pesawat luar angkasa itu mengirimkan kapsul kecil dengan sampel batu dan debu.
Hayabusa2 sekarang dalam misi diperpanjang ke asteroid 1998 KY26, asteroid yang lebih kecil.
Asteroid
Ryugu memiliki debu yang lebih tua dari tata surya
Ryugu adalah Asteroid Dekat Bumi (NEA) dan merupakan salah satu asteroid yang berpotensi berbahaya (PHA). Asteroid ini ditemukan pada tahun 1999.
Pada bulan Juni, para ilmuwan menemukan bahwa sampel dari Ryugu mengandung asam amino, yang menunjukkan bahwa bahan penyusun kehidupan mungkin berasal dari asteroid.
Studi lain yang baru-baru ini diterbitkan menemukan bahwa asteroid ini mengandung debu yang lebih tua dari tata surya itu sendiri.