Bagaimana para ilmuwan NASA mengekstraksi oksigen dari simulasi tanah bulan?
NASA ingin membangun kehadiran jangka panjang di Bulan, dan sepertinya badan antariksa itu semakin dekat menuju tujuannya. Para ilmuwan di fasilitas penelitian NASA di Houston telah berhasil mengekstraksi oksigen dari tanah bulan yang disimulasikan, yang mengacu pada bahan berbutir halus yang ditemukan di permukaan Bulan. Menariknya, ini adalah pertama kalinya ekstraksi dilakukan di lingkungan vakum.
Mengapa artikel ini penting?
NASA berharap prestasi ini akan membuka jalan bagi apa yang disebut "pemanfaatan sumber daya in-situ" di mana astronot akan dapat mengekstraksi dan menggunakan langsung sumber daya yang ada di Bulan. Oksigen juga dapat digunakan sebagai pendorong transportasi, yang terbukti berguna bagi "pengunjung bulan" di masa depan dengan memungkinkan mereka tinggal lebih lama dan menjelajah lebih jauh di Bulan.
Ekstraksi dilakukan dalam kondisi yang mirip dengan Bulan
Tim Demonstrasi Pengurangan Karbotermal (CaRD) di Johnson Space Center NASA di Houston melakukan proses ekstraksi dalam kondisi yang mirip dengan yang ditemukan di Bulan. Para peneliti menggunakan ruang khusus berbentuk bola selebar 15 kaki yang disebut "Ruang Vakum Termal Kotor", menurut postingan blog resmi. Bilik tersebut diberi nama "kotor" karena sampel yang tidak bersih dapat diuji di dalamnya
Bagaimana ekstraksi dilakukan?
Tim tersebut menggunakan sinar laser berkekuatan tinggi dari konsentrator energi surya untuk melelehkan simulasi tanah bulan yang ditempatkan di dalam reaktor karbotermal, tempat berlangsungnya proses pemanasan dan ekstraksi oksigen. Di Bumi, proses reduksi karbotermal telah digunakan untuk membuat beberapa produk seperti panel surya dan baja. Prosesnya melibatkan produksi karbon monoksida atau dioksida menggunakan suhu tinggi.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan spektrometer massa
Setelah tanah simulasi dipanaskan, tim mendeteksi karbon monoksida menggunakan alat bernama Mass Spectrometer Observing Lunar Operations (MSolo). Perangkat serupa akan digunakan pada dua misi mendatang ke kutub selatan Bulan. Salah satunya adalah misi Volatiles Investigating Polar Exploration Rover (VIPER) milik NASA yang dijadwalkan diluncurkan pada November 2024. Misi tersebut akan mencari air es di Bulan.
Teknologi ini dapat digunakan dalam misi Artemis yang akan datang
"Teknologi ini memiliki potensi untuk menghasilkan oksigen beberapa kali beratnya sendiri per tahun di permukaan bulan, yang akan memungkinkan kehadiran manusia yang berkelanjutan dan ekonomi bulan," kata Aaron Paz, insinyur senior di NASA. Teknologi tersebut dapat digunakan dalam misi Artemis yang akan datang dan dapat menjadi bagian dari "perjalanan lebih dalam ke tata surya kita".