OpenAI menutup pencari plagiarisme AI-nya: Inilah alasannya
Plagiarisme telah menjadi salah satu isu yang terus-menerus diangkat dalam perdebatan seputar kecerdasan buatan (AI). Kemampuan AI untuk menghasilkan artikel dan esai pada tingkat tinggi telah mempersulit pendeteksian plagiarisme. Pada bulan Januari, OpenAI meluncurkan alat bernama 'AI Classifier' untuk mendeteksi konten yang dihasilkan oleh alat AI. Perusahaan ini telah diam-diam mematikan alat tersebut. Mari kita lihat alasannya.
Mengapa artikel ini penting?
ChatGPT tidak hanya merevolusi dunia teknologi tetapi juga mempersulit pekerjaan pendidik. Konten yang dihasilkan oleh AI telah menjadi tantangan yang signifikan terhadap kejujuran akademik. AI berkembang dengan sangat cepat. Institusi merasa sulit untuk mengejar konten yang dihasilkan oleh sistem AI canggih. Sekarang, bahkan OpenAI telah menyerah untuk mendeteksi konten yang dihasilkan oleh ChatGPT dan chatbot AI lainnya.
AI Classifier dapat membedakan antara AI dan konten buatan manusia
OpenAI memperkenalkan AI Classifier untuk menghilangkan ketakutan para pendidik dan orang lain yang khawatir tentang meningkatnya plagiarisme berkat AI. Ide di balik alat ini adalah dapat mendeteksi apakah sesuatu ditulis oleh AI atau manusia. Namun, alat tersebut tidak dapat diandalkan sejak awal. OpenAI sendiri mengatakan "Classifier tidak sepenuhnya dapat diandalkan."
Alat OpenAI memiliki banyak masalah
AI Classifier dengan benar mengidentifikasi teks yang ditulis AI sebagai "kemungkinan ditulis AI" hanya 26% dari waktu. Pada saat yang sama, itu salah mengartikan teks tulisan manusia sebagai tulisan AI 9% dari waktu. Kemampuan Classifier untuk mendeteksi teks yang dihasilkan AI terbatas saat input teks pendek. Terlepas dari masalah keandalan, perusahaan meluncurkan alat tersebut untuk memahami apakah alat yang tidak sempurna dapat berguna dalam mendeteksi plagiarisme.
OpenAI menghentikan alat ini karena akurasi yang buruk
Masalah keandalan-lah yang mendorong OpenAI untuk menghentikan AI Classifier. Perusahaan menghentikan alat tersebut tanpa banyak gembar-gembor. Perusahaan hanya memperbarui postingan blog asli untuk menginformasikan penarikannya. OpenAI menghubungkan keputusan tersebut dengan "tingkat akurasi rendah" AI Classifier. Start-up ini mengatakan sedang mengerjakan alat yang lebih baik.
Solusi yang lebih kuat diperlukan untuk mendeteksi konten yang dihasilkan AI
Beberapa alat telah keluar dalam beberapa bulan terakhir untuk mendeteksi konten yang dihasilkan AI. Namun, upaya sebelumnya belum berhasil seperti yang diharapkan. Keputusan OpenAI untuk menghapus AI Classifier adalah bukti betapa sulitnya mendeteksi teks yang dihasilkan AI. Pendeteksi plagiarisme AI sering kali gagal di luar data pelatihannya. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang lebih kuat untuk mengatasi masalah ini.