Obat Pertama Yang Dirancang Dan Ditemukan Oleh AI Memasuki Fase Uji Coba Untuk Manusia
Obat baru, yang pertama dirancang sepenuhnya dengan bantuan AI, kini memasuki uji klinis fase 2. Obat ini—dikembangkan oleh Insilico Medicine yang berbasis di Hong Kong—obat ini menargetkan penyakit paru-paru kronis langka yang disebut fibrosis paru idiopatik (IPF) yang menyerang jutaan orang di seluruh dunia. Gejala IPF, yang ditandai dengan fibrosis paru progresif dan masalah pernapasan, hingga saat ini belum ada obatnya.
Insilico Medicine Menyaring Sejumlah Besar Data Medis Menggunakan AI
Pada langkah awalnya dalam merancang obat, Insilico Medicine meneliti sejumlah besar data medis untuk mengidentifikasi protein kunci yang terkait dengan penyakit IPF kronis. Kemudian, setelah menjalankan algoritme yang berbeda, perusahaan ini dapat menyaring dan mengidentifikasi zat yang dapat menghambat protein yang terkait dengan penyakit, sehingga membuka jalan bagi pengembangan obat baru.
Uji Klinis Fase 2 Yang Akan Datang Melibatkan 60 Peserta
Perusahaan telah menyelesaikan uji coba fase 1 obat IPF di Selandia Baru dan China dengan "hasil yang menjanjikan". Uji klinis fase 2 mendatang akan melibatkan 60 peserta dari 40 institusi di China dan Amerika Serikat. Uji coba ini akan bertujuan untuk mengevaluasi kemanjuran obat dan memperkirakan profil keamanannya.
Insilico Medicine Juga Menemukan 12 Kandidat Obat Lain
Insilico Medicine memiliki fokus dalam penggunaan AI untuk penemuan obat. Bahkan, perusahaan ini telah menemukan 12 obat potensial untuk beberapa penyakit, antara lain kanker payudara dan kanker hati. Tiga dari obat ini berhasil diuji klinis pada manusia setelah berhasil menyelesaikan pengujian pada hewan.
'Ini Adalah Tonggak Penting Dalam Penemuan Obat Yang Dipercepat Oleh AI'
"Kandidat obat pertama yang akan masuk ke Fase 2 ini adalah sorotan nyata dari pendekatan menyeluruh kami untuk menjembatani biologi dan kimia dengan pembelajaran mendalam," kata Alex Zhavoronko, CEO Insilico Medicine. Zhavoronko menyebutnya sebagai tonggak penting "di bidang penemuan obat yang dipercepat AI." Namun, uji klinis dapat berlangsung selama bertahun-tahun kecuali kemanjuran dan keamanan obat sepenuhnya sudah ditetapkan.