Serba-serbi LOFTID NASA dan mengapa misi ini penting?
Apa ceritanya
NASA akan meluncurkan LOFTID (Low-Earth Orbit Flight Test of an Inflatable Decelerator), teknologi pelindung panas terbarunya, bersama roket United Launch Alliance (ULA) Atlas V pada 9 November.
Alat tersebut akan lepas landas dari Vandenberg Space Force Base di California bersama satelit cuaca JPSS-2 (Joint Polar Surveyor System-2).
Teknologi terbaru badan antariksa ini diharapkan bisa membantu melakukan misi ke Mars, Venus, dan Titan.
Konteks
Mengapa artikel ini penting?
LOFTID akan menjadi demonstrasi yang memperlihatkan bagaimana desain pelindung panas yang bisa mengempis dapat memperlambat pesawat ruang angkasa saat masuk kembali ke atmosfer Bumi.
Jika semuanya berjalan dengan baik, teknologi itu bisa mendukung misi berawak dan robot ke target planet yang jauh seperti Mars.
Para ilmuwan juga berencana membawa kembali muatan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) jika teknologi LOFTID terbukti sukses.
Pengertian
Apa itu Aeroshell?
Aeroshell merupakan lapisan kaku di sekitar pesawat ruang angkasa untuk melindunginya saat masuk kembali ke Bumi.
Umumnya, Aeroshell terdiri dari dua bagian: pelindung panas dan cangkang belakang.
Pelindung panas memberikan perlindungan terhadap kondisi ekstrem di luar angkasa sementara cangkang belakang membawa parasut dan komponen-komponen lain untuk memandu pesawat ruang angkasa saat masuk, turun, dan mendarat.
Kemampuan
Aeroshell LOFTID mampu menahan suhu melebihi 1.600°C
Aeroshell LOFTID dirancang dengan tumpukan cincin konsentris bertekanan yang menghasilkan struktur berbentuk kerucut tumpul yang kaku.
Struktur yang bisa mengempis itu mempertahankan bentuk terhadap gaya tarik, sementara sistem perlindungan termal fleksibel berfungsi sebagai pelindung dari panas selama masuk kembali.
Cincin tersebut terbuat dari serat sintetis jalinan yang 15 kali lebih kuat dari baja dan dapat menahan suhu melebihi 1.600 derajat Celsius.
Aeroshell
Aeroshell tumpul terbesar hingga saat ini
LOFTID dilengkapi dengan HIAD (Hypersonic Inflatable Aerodynamic Decelerator) yang membuatnya lebih besar dari aeroshell pada umumnya.
Berdasarkan informasi dari NASA, Aeroshell selebar 6 meter (19,7 kaki) itu akan menjadi "aeroshell tumpul terbesar yang pernah melewati dinding atmosfer."
Kendaraan untuk masuk kembali ini dapat merevolusi pemindahan muatan ke planet-planet dengan atmosfer seperti Mars dan Venus.
Cara kerja
Bagaimana misi ini akan mencapai tujuannya?
Ketika memasuki atmosfer, pesawat ruang angkasa mengalami beberapa gaya aerodinamis, seperti gaya hambat. Hal ini menyebabkan pesawat melambat, kemudian mengubah energi kinetiknya menjadi panas.
Teknologi HIAD menciptakan lebih banyak hambatan dan memulai proses deselerasi langsung dari lapisan atmosfer atas. Hal ini pada gilirannya memberikan kemampuan untuk mendarat dari ketinggian tinggi dan memberikan muatan yang lebih berat.
LOFTID
LOFTID merupakan muatan sekunder
Satelit cuaca JPSS-2 National Oceanic and Atmospheric Administration menjadi muatan utama pada roket ULA Atlas V, dan bukan LOFTID.
JPSS-2 akan diposisikan hampir 824 km di atas Bumi dan memungkinkan para ilmuwan melihat kondisi cuaca ekstrem.
Misi ini nantinya melintasi khatulistiwa 14 kali sehari karena mengorbit dari Utara ke Kutub Selatan.
informasi
LOFTID akan jatuh di dekat Hawaii saat masuk kembali
Setelah JPSS-2 terkunci di orbit, LOFTID akan mengambil lintasan masuk kembali dari orbit rendah Bumi untuk menunjukkan kemampuan perisai panas untuk melambat. Misi tersebut bakal turun sekitar 805 km di lepas pantai Hawaii, Amerika Serikat.