Konsumsi air Microsoft meningkat menjadi 22 miliar liter di tengah booming AI
Munculnya kecerdasan buatan generatif (AI) telah menyebabkan lonjakan konsumsi air. Seperti dilansir Financial Times, raksasa teknologi seperti Microsoft telah meningkatkan penggunaan air secara signifikan untuk mendinginkan pusat data, sehingga memicu kekhawatiran mengenai dampak lingkungan. Sebuah studi dari University of California, yang diterbitkan dalam Nature, menekankan perlunya mengatasi jejak air yang tersembunyi dari model AI, terutama dengan meningkatnya kelangkaan air tawar, kekeringan yang sedang berlangsung, dan infrastruktur air yang sudah ketinggalan zaman.
Konsumsi air oleh berbagai perusahaan
Pada tahun 2022, penggunaan air Microsoft melonjak sebesar 34%, mencapai 22 miliar liter (cukup untuk mengisi 8.800 kolam renang ukuran Olimpiade), sementara konsumsi Google meningkat sebesar 22% menjadi sekitar enam hingga tujuh miliar liter. Penggunaan air di Meta meningkat sebesar 3%, sehingga totalnya mencapai dua miliar liter. Jumlah ini terus bertambah pada tahun 2023, seiring dengan upaya perusahaan untuk mengisi kembali sumber daya air pada tahun 2030 melalui proyek seperti peningkatan sistem irigasi dan restorasi lahan basah.
Permintaan AI diperkirakan akan mendorong pengambilan air ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya
Konsumsi air diperkirakan akan melonjak di tahun-tahun mendatang seiring dengan persaingan perusahaan-perusahaan teknologi ternama untuk meluncurkan produk-produk yang memanfaatkan AI generatif, yang didukung oleh model bahasa yang luas dan mampu memproses volume data dalam jumlah besar. Model-model ini memerlukan sumber daya komputasi yang signifikan, sehingga mendorong terciptanya server farm berskala besar yang bergantung pada air dingin untuk pendinginan. Meskipun sebagian air menguap selama proses ini, hanya sebagian kecil saja yang dapat didaur ulang.
Pengambilan air secara besar-besaran diperkirakan terjadi pada tahun 2027
Para ahli memperkirakan bahwa meningkatnya permintaan AI dapat menyebabkan pengambilan air mencapai antara 4,2 miliar hingga 6,6 miliar meter kubik pada tahun 2027, hampir setengah dari konsumsi air tahunan di Inggris. Baru-baru ini, warga West Des Moines mengajukan tuntutan hukum atas kekhawatiran bahwa cluster pusat data menggunakan sebagian besar pasokan air di distrik mereka. Shaolei Ren, seorang profesor di UC Riverside, membandingkan konsumsi air berbagai chatbot seperti ChatGPT dengan "minum" satu botol 500 ml untuk setiap 10-50 interaksi.
Menyerukan transparansi dan pelaporan yang komprehensif
Ada peningkatan permintaan bagi perusahaan AI untuk menawarkan informasi terperinci mengenai konsumsi air di berbagai layanan komputasi dan meningkatkan transparansi. Meskipun beberapa perusahaan seperti OpenAI telah berjanji untuk meningkatkan efisiensi, perusahaan lain seperti Google tetap bungkam mengenai masalah ini. Kate Crawford, profesor riset di USC Annenberg, menekankan pentingnya memahami dampak lingkungan sebenarnya dari alat AI generatif dalam menghadapi krisis iklim dan menyusutnya sumber daya air.