Mengapa para astronom menentang peningkatan peluncuran satelit rendah Bumi
Para astronom telah menyatakan keprihatinan atas polusi cahaya yang meningkat akibat meningkatnya jumlah satelit yang mengorbit di Bumi. Sejak 2019, satelit di orbit rendah Bumi (LEO) meningkat lebih dari dua kali lipat ketika SpaceX meluncurkan proyek "mega-rasi bintang" pertama, yang terdiri dari ribuan satelit internet. Para ilmuwan mengatakan upaya saat ini yang sedang dilakukan adalah mengurangi dampak polusi cahaya tetapi peraturan yang lebih ketat diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.
5% dari gambar Hubble terbaru dipenuhi oleh satelit Starlink
Sejak setidaknya tahun 1957, polusi cahaya yang disebabkan oleh pencahayaan buatan di Bumi dan satelit yang berdesakan di orbit rendah Bumi, telah mengganggu pengamatan astronomi. Baru awal bulan ini para ilmuwan menemukan bahwa 5% dari gambar terbaru yang diambil oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble dipenuhi oleh satelit Starlink SpaceX. Starlink, sebuah proyek broadband raksasa yang terdiri dari lebih dari 3.700 satelit operasional dan jumlahnya dipastikan akan bertambah.
Artikel tersebut menyerukan para ilmuwan untuk menuntut regulasi yang lebih ketat
Awal tahun ini, US National Science Foundation (NSF) dan SpaceX sepakat untuk mengurangi interferensi satelit dalam astronomi radio. Kesepakatan semacam itu hanyalah strategi mitigasi tetapi mungkin tidak menyelesaikan masalah, menurut artikel utama dari Nature. Artikel tersebut juga menunjukkan bahwa "terasa naif untuk berharap bahwa ekonomi luar angkasa yang meroket akan membatasi dirinya sendiri" kecuali jika "dipaksa untuk melakukannya".
Langit malam yang lebih cerah akan memengaruhi pengamatan observatorium
Dalam sebuah penelitian, para ilmuwan menilai bagaimana langit malam yang lebih cerah akan memengaruhi pengamatan sebuah observatorium. Penyelidikan menunjukkan bahwa Observatorium Vera Rubin, yang saat ini sedang dibangun di Chili, bagian paling gelap dari langit malam akan menjadi 7,5% lebih terang dalam dekade berikutnya. Hal ini akan mengurangi jumlah bintang yang dapat ditangkap oleh observatorium sebesar 7,5%.
Lampu LED juga menjadi penyebab polusi cahaya
Sebagian besar polusi cahaya juga dapat dikaitkan dengan dioda pemancar cahaya (LED), yang dianggap sebagai solusi efisien untuk menghemat energi dan uang. Misalnya, tiang lampu LED yang memiliki umur 100.000 jam akan bertahan selama 24 tahun, kira-kira empat kali lebih lama dari lampu natrium bertekanan tinggi yang sebelumnya digunakan, menurut makalah dari Nature.
Dampaknya dianggap sebagai "ancaman global terhadap alam yang belum pernah terjadi sebelumnya"
Dampak polusi cahaya yang memburuk tidak terbatas hanya pada astronom dan observatorium luar angkasa. "Hilangnya aspek alami dari langit malam yang murni untuk seluruh dunia, bahkan di puncak K2 atau di tepi Danau Titicaca atau di Pulau Paskah merupakan ancaman global yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap alam dan warisan budaya," tulis artikel tersebut.