Ilmuwan India raih nominasi 'Inspiring Women in Science' versi Nature
Apa ceritanya
Maitreyee Wairagkar, ilmuwan biomedis asal India, berhasil masuk nominasi kategori capaian ilmiah untuk penghargaan "Inspiring Women in Science" oleh jurnal ilmiah bergengsi Nature, bekerja sama dengan Estée Lauder Companies.
Dia saat ini sedang menjalani riset pascadoktoralnya dalam rekayasa saraf translasi di University of California, Davis.
Enam peneliti perempuan dari seluruh dunia dinominasikan untuk penghargaan ini.
Prestasi
Wairagkar meneliti neuroteknologi
Penelitian pascadoktoral Wairagkar sebelumnya di Imperial College dan UK Dementia Research Institute berfokus pada intervensi yang disesuaikan dengan pasien demensia.
Dia merancang alat neurorehabilitasi interaktif untuk mengatasi cedera otak dan strok selama penelitian pascasarjananya di University of Reading. Penelitiannya sudah berhasil dikomersialkan.
Dia juga memegang gelar Ph.D. serta Magister Sibernetika dan AI dari University of Reading.
Nominasi
Penerima nominasi lain penghargaan ini
Taylor Nye, peneliti pascadoktoral, mengkaji patogen resisten antimikroba.
Chiara Mingarelli, astrofisikawan gelombang gravitasi, berkonsentrasi pada lubang hitam supermasif.
Kizzmekia Corbett, asisten profesor di bidang imunologi dan penyakit menular, berfokus pada pengembangan terapi vaksin dan antibodi.
Lia Medeiros, mahasiswa astrofisika pascadoktoral, juga meneliti lubang hitam.
Maheshi Ramasamy, dokter dan ilmuwan, mempelajari penyakit menular dan mengembangkan vaksin COVID-19.
informasi
Tentang penghargaan 'Inspiring Women in Science'
Ada dua kategori penghargaan: Science Outreach dan Scientific Achievement. Yang kedua berupaya untuk menghormati dan mendukung prestasi perempuan di bidang keilmuan. Tujuannya untuk mendorong perempuan-perempuan muda mengambil karier di bidang ilmu pengetahuan alam, teknologi, teknik, matematika dan kedokteran.
Jadwal
Pengumuman penghargaan
Nature akan mengumumkan pemenang penghargaan akhir bulan ini. Tahun lalu, Kiana Aran, pengusaha yang bergerak di bidang biomedis, memenangkan penghargaan tersebut untuk kategori Capaian Ilmiah.
Dia salah satu pendiri Cardea Bio, Inc. Mesin Pencari DNA pertama di dunia berdasarkan penemuan cip CRISPR perusahaannya.
Kontribusinya berfokus pada pembuatan sistem biosensing baru dan menggunakan bahan nano dua dimensi untuk diagnosis penyakit sejak dini.