Negara-negara ini telah mengejar misi eksplorasi matahari seperti Aditya-L1 di India
Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) mengambil langkah signifikan dalam eksplorasi surya dengan peluncuran misi Aditya-L1 pada 2 September. Misi ini melakukan perjalanan ke titik L-1 Lagrange, yang terletak 1,5 juta kilometer antara Bumi dan Matahari. Ketua ISRO S Somanath mengatakan Aditya-L1 sedang dalam tahap akhir dan diperkirakan memasuki orbit L1 pada 7 Januari. Dengan misi ini, India bergabung dengan negara-negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok dalam menyelidiki misteri bintang kita.
Misi surya Jepang dimulai pada tahun 1981
Perjalanan eksplorasi matahari Jepang dimulai pada tahun 1981 dengan satelit Hinotori (ASTRO-A), yang merupakan satelit astronomi sinar-X yang fokus mempelajari jilatan api matahari. Badan antariksa Jepang, JAXA, telah melaksanakan berbagai misi surya, termasuk Yohkoh (SOLAR-A) dan Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) bekerja sama dengan Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) AS dan Badan Antariksa Eropa (ESA). Pada tahun 1998, mereka meluncurkan Transient Region and Coronal Explorer (TRACE) bersama NASA dan kemudian meluncurkan Hinode (SOLAR-B) pada tahun 2006.
Kontribusi AS dan Eropa terhadap eksplorasi matahari
NASA telah terlibat aktif dalam misi surya sejak misi SOHO pada tahun 1995, dan ini termasuk terobosan Parker Solar Probe pada tahun 2018, yang membuat sejarah dengan "menyentuh" Matahari setelah tiga tahun. NASA terus memainkan peran penting dalam eksplorasi matahari dengan beberapa misi aktif. Sementara itu, ESA telah bekerja sama dengan NASA dan JAXA untuk penelitian matahari. Mereka memiliki beberapa misi penting, seperti Ulysses pada tahun 1990 dan Proyek Otonomi On-Board-2 (Proba-2) pada tahun 2001.
Tiongkok mulai terjun ke lapangan pada bulan Oktober 2022
Tiongkok memasuki bidang eksplorasi surya dengan diluncurkannya Advanced Space-based Solar Observatory (ASO-S) oleh National Space Science Center, Chinese Academy of Sciences (CAS), pada Oktober 2022. Misi ini bertujuan untuk mempelajari peran medan magnet Matahari dalam fenomena seperti lontaran massa koronal dan letusan.