Rishi Sunak: Inggris akan menjadi tuan rumah lembaga keamanan AI pertama di dunia
Lembaga keamanan AI pertama di dunia akan didirikan di Inggris, seperti yang diungkapkan oleh PM Rishi Sunak saat berpidato di London. Tujuan utama lembaga ini adalah untuk meneliti dan menguji teknologi kecerdasan buatan yang sedang berkembang, sehingga berkontribusi terhadap pemahaman global tentang keamanan AI. Sunak membayangkan AI sebagai kekuatan transformatif yang setara dengan revolusi industri, listrik, atau internet, sekaligus menyadari "bahaya baru dan ketakutan baru" yang harus diatasi.
Mengatasi potensi risiko dan konsekuensi
Sunak memperingatkan bahwa, jika tidak dikelola dengan baik, AI dapat memfasilitasi pembuatan senjata, memberdayakan organisasi teroris untuk menimbulkan kekacauan, dan dimanfaatkan oleh penjahat untuk melakukan serangan siber, disinformasi, dan penipuan. Dia juga menyinggung risiko ekstrem manusia kehilangan kendali atas AI, yang dikenal sebagai "kecerdasan super". Meski Sunak tidak ingin menimbulkan kepanikan, ia menegaskan bahwa sudah menjadi tugas para pemimpin untuk menanggapi risiko ini dengan serius dan meresponsnya dengan tepat.
Peran dan investasi lembaga keamanan AI
Lembaga keamanan AI akan menilai dan menguji model AI baru untuk memahami potensinya dan menyelidiki semua risiko terkait, mulai dari masalah sosial seperti bias dan misinformasi hingga ancaman yang paling parah. Sunak mengumumkan investasi sebesar hampir £1 miliar pada superkomputer yang "ribuan kali lebih cepat daripada yang Anda miliki di rumah", serta tambahan £2,5 miliar yang didedikasikan untuk komputer kuantum, yang bahkan dapat melampaui superkomputer secara eksponensial.
KTT keselamatan AI global dan melibatkan negara-negara terkemuka
Untuk mengantisipasi KTT Keamanan AI Global yang akan diadakan pada tanggal 1-2 November, Sunak menyampaikan bahwa pertemuan tersebut akan menyatukan perwakilan terkemuka dari masyarakat sipil, perusahaan-perusahaan AI yang terdepan, dan negara-negara yang berada di garis depan pemanfaatan AI. Meskipun ada beberapa keberatan, Tiongkok telah diundang untuk berpartisipasi dalam KTT tersebut, karena Sunak berpendapat bahwa strategi AI yang komprehensif tidak dapat dicapai tanpa melibatkan semua pemain utama AI global.