Untuk pertama kalinya, para ilmuwan membuat robot yang bisa mencium bau
Apa ceritanya
Sebuah tim peneliti dari Universitas Tel Aviv telah mengembangkan robot dengan indera penciuman. Robot ini dibuat dengan menggabungkan antena yang diambil dari belalang gurun dengan sistem elektronik, dan alat kecerdasan buatan digunakan untuk analisis sinyal.
Menurut penelitian, robot tersebut dapat mengidentifikasi bau dengan kepekaan 10.000 kali lebih besar daripada perangkat elektronik yang biasa digunakan.
_Card_
Mengapa artikel ini penting?
Menurut tim, robot ini diklaim sebagai "ilmiah pertama". Namun, mereka setuju bahwa teknologi buatan manusia tidak sebanding dengan indera penciuman biologis yang kuat, fleksibel, dan sensitif.
Perlu disebutkan bahwa para ilmuwan juga telah mengembangkan belalang yang diubah dengan pembedahan untuk mendeteksi kanker. Pada 2016, para peneliti juga mencoba menggunakan belalang untuk mengendus bahan peledak.
_Card_
Bagaimana robot ini dapat mendeteksi bau?
Antena belalang, yang berperan sebagai sensor biologis, mengirimkan sinyal listrik sebagai respons terhadap bau di dekatnya, yang dapat dideteksi dan ditafsirkan oleh robot. Sensor ini dihubungkan ke sistem elektronik dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin.
Menurut tim peneliti, sistem ini suatu saat dapat digunakan untuk mendeteksi bahan peledak, obat-obatan, dan bahkan penyakit.
_Card_
Robot ini dapat mendeteksi lemon, marzipan, dan geranium
Robot tersebut dapat membedakan antara setidaknya delapan "bau murni", yang meliputi geranium, lemon, dan marzipan, serta dua campuran dari berbagai aroma, terlepas dari konsentrasi aromanya.
"Faktanya, setelah percobaan selesai, kami terus mengidentifikasi bau tambahan yang berbeda dan tidak biasa, seperti berbagai jenis wiski Scotch," kata Profesor Yossi Yovel, yang merupakan bagian dari penelitian tersebut.
_Card_
Biosensor memiliki tantangan tertentu
Organ indra kita, seperti mata, telinga, dan hidung, menggunakan reseptor untuk mengenali dan membedakan sinyal yang berbeda. Sinyal ini kemudian diterjemahkan menjadi sinyal listrik, yang ditafsirkan oleh otak sebagai informasi.
Tantangan biosensor terletak pada koneksi organ indra, seperti hidung, ke sistem elektronik, yang memahami cara memecahkan kode sinyal listrik yang diterima dari reseptor.
_Card_
Robot dengan hidung biologis dapat membantu melestarikan kehidupan manusia
"Misalnya, beberapa hewan memiliki kemampuan luar biasa untuk mendeteksi bahan peledak atau obat-obatan; pembuatan robot dengan hidung biologis dapat membantu kita melestarikan kehidupan manusia dan mengidentifikasi penjahat dengan cara yang tidak mungkin dilakukan saat ini," kata Dr. Ben Maoz, dari Sekolah Ilmu Saraf Sagol.
"Beberapa hewan tahu cara mendeteksi penyakit. Yang lain bisa merasakan gempa bumi. Langit adalah batasnya."
_Card_
Tim ini bermaksud untuk mengembangkan robot dengan kemampuan navigasi
Prinsip yang digunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan pada indra lain, seperti penglihatan dan sentuhan juga. Di masa depan, para peneliti bermaksud memberi robot kemampuan navigasi yang memungkinkannya melokalisasi sumber bau dan identitasnya.