Bagaimana pesawat ruang angkasa Eropa ini memetakan galaksi Bima Sakti?
Apa ceritanya
Teleskop ruang angkasa Gaia milik European Space Agency (ESA) berperan penting dalam penelitian ilmiah karena membuat peta 3D Bima Sakti.
Pesawat ruang angkasa itu mengukur posisi dan lintasan sekitar dua milyar bintang sehingga para astronom dapat menyaksikan perubahan sifat galaksi ini selama milyaran tahun.
Misi astronomi ini telah menghasilkan karya ilmiah paling banyak sejak diluncurkan.
Konteks
Mengapa artikel ini penting?
Tahun ini, para peneliti yang bekerja dengan Gaia merilis kumpulan data ketiga yang dikumpulkan selama masa hidupnya, dan telah memberikan informasi penting tentang gempa bintang dan komposisi bintang.
German Aerospace Centre mengklaim bahwa katalog terakhirnya akan terdiri dari lebih dari satu petabyte (1 juta gigabyte) data.
Hubble dan James Webb mungkin lebih populer, tetapi kontribusi Gaia tidak bisa diabaikan.
Detail
Sekilas tentang teleskop luar angkasa Gaia
Gaia diluncurkan pada Desember 2013 dan akan beroperasi hingga 2025.
Satelit selebar 2,3 meter ini terhubung dengan sunshield melingkar dan dilengkapi dengan dua teleskop serta kamera 1 milyar piksel.
Ada juga fotometer merah dan biru untuk mengukur kecerahan/warna bintang serta spektrometer kecepatan radial.
Setiap hari, Gaia mengirimkan 20-100 GB data ke Bumi.
Mekanisme
Bagaimana cara kerja Gaia?
Gaia duduk di posisi yang disebut Lagrange Point 2, yang berjarak sekitar 1,5 juta kilometer dari Bumi. Gaia mengorbit matahari selaras dengan planet kita.
Pesawat ruang angkasa itu mengumpulkan data tentang komposisi bintang menggunakan teknik yang disebut spektroskopi, yang memecah cahaya menjadi panjang gelombang yang berbeda.
Oleh karena itu, dengan melihat cahaya yang dipancarkan bintang, kita dapat mengetahui komposisinya.
Sains
Tingkat logam sebuah bintang membantu dalam memastikan usianya
Gaia telah memungkinkan para peneliti untuk membuat peta berkode warna dari bintang-bintang di galaksi kita, dan ini membantu dalam mencari tahu apakah bintang-bintang itu baru atau lama.
Bintang yang lebih baru memiliki persentase yang lebih tinggi dari unsur-unsur berat dan fenomena ini disebut tingkat logam bintang.
Dengan melihat daerah mana yang memiliki bintang dengan tingkat logam yang lebih tinggi/rendah, para ilmuwan dapat memetakan evolusi Bima Sakti dari waktu ke waktu.