Gletser di antartika luruh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya
Apa ceritanya
Kita tahu bahwa Antartika mengalami perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya, seiring pembelahan es yang signifikan. Namun, sebuah studi yang digagas NASA berdasarkan citra satelit menemukan, benua es itu kehilangan lebih banyak es daripada perkiraan sebelumnya.
Studi tersebut menemukan bahwa benua ini kehilangan 12 triliun ton es sejak 1997. Hal itu menimbulkan kekhawatiran mengenai dampak perubahan iklim terhadap pelemahan lempengan es Antartika.
Konteks
Mengapa artikel ini penting?
Antartika, satu-satunya hamparan alam murni yang tersisa di Bumi, kini terancam. Kalau Anda ingin tahu dari mana ancaman itu berasal, tidak perlu bertanya-tanya lagi, pelakunya adalah manusia sendiri.
Temuan bahwa benua itu kehilangan es dua kali lipat dari yang diperkirakan adalah hal yang mengkhawatirkan.
Tapi kita belum terlambat. Jika kita berhasil mengendalikan fenomena itu, Antartika mungkin bisa terselamatkan.
Temuan
Es yang hilang karena pembelahan setara es yang hilang karena penipisan
Studi yang dilakukan NASA menemukan, tepian es Antartika meleleh lebih cepat daripada yang bisa dipulihkan melalui proses alami.
'Calving' merupakan proses pecahnya bongkahan es dari tepi gletser.
Para ilmuwan mendapati bahwa Antartika kehilangan jumlah es yang hampir sama melalui pembelahan, seperti halnya melalui penipisan dari bawah karena pemanasan laut.
Bahaya
Hilangnya es akibat pembelahan melampaui pertumbuhan lapisan es alami
Menggunakan citra satelit, NASA menganalisis secara menyeluruh tepian lempengan es seluas 50.000 kilometer linier dari garis pantai Antartika.
Pembelahan termasuk fenomena normal jika terjadi pada laju yang stabil dalam jangka panjang. Menurut NASA, kehilangan es akibat pembelahan sudah melampaui pertumbuhan lapisan es alami dengan sangat pesat.
Para ilmuwan berpendapat, Antartika tidak mungkin lagi kembali ke kondisi sebelum tahun 2000.
Akibat
Luruhnya lapisan es picu kenaikan permukaan laut
Es Antartika berfungsi sebagai fasilitas penyimpanan air tawar yang besar. Ketika lempengan es di tepi benua itu jatuh ke laut karena pembelahan, air yang tertahan di lapisan itu akan menetes ke laut.
Lempengan es ini menahan gletser agar tidak jatuh dan menaikkan permukaan laut. Maka, luruhnya lempengan itu berpotensi meninggikan permukaan laut.
informasi
Antartika kehilangan 12 triliun ton es sejak 1997
Dalam 25 tahun terakhir, hilangnya es Antartika dari pembelahan saja hampir seluas 37.000 kilometer persegi. Baik pembelahan maupun penipisan telah menyebabkan hilangnya 12 triliun ton es sejak tahun 1997. Penipisan mengurangi rata-rata 149 juta ton es tiap tahun.
Pernyataan resmi
NASA: Tepian Antartika luruh
Studi ini diprakarsai para peneliti di Jet Propulsion Laboratory (JPL) milik NASA. Untuk penelitian tersebut, mereka menggunakan citra satelit yang terbentuk dari panjang gelombang yang tampak, inframerah, serta radar.
Chad Greene, penulis utama dalam studi itu, menuturkan, "Bagian tepi Antartika luruh."
"Ketika lempengan es menyusut dan melemah, turunnya gletser besar di benua itu cenderung bertambah cepat dan meningkatkan laju kenaikan permukaan laut dunia," tambahnya.
Wilayah
Pembelahan juga pengaruhi kestabilan wilayah Antartika Timur
Studi ini menemukan bahwa pembelahan, seperti halnya penipisan, banyak terjadi di wilayah Antartika Barat. Namun, fenomena itu terlihat pula di lapisan es Antartika Timur (EAIS).
EAIS menyimpan sebagian besar es glasial dunia. Jika semuanya mencair, permukaan laut akan naik 52 meter.
Dianggap cukup stabil hingga sekarang, dampak negatif terhadap EAIS juga lebih besar.
Sebab
Aktivitas manusia jadi pemicu utama pembelahan dan penipisan es
Penyebab pembelahan dan penipisan es yang drastis adalah kenaikan suhu. Perubahan suhu dianggap normal jika terjadi dari waktu ke waktu.
Namun, tren peningkatan suhu yang tiba-tiba saat ini dipicu oleh aktivitas manusia. Hal itu juga meningkatkan suhu lautan.
Lonjakan suhu akibat aktivitas manusia ini mendorong peningkatan pembelahan dan penipisan lempengan es.