Cara Kerja Layanan Konektivitas Satelit 'Direct-to-Cell' Starlink Untuk Ponsel Cerdas
SpaceX telah berhasil meluncurkan 21 satelit Starlink dengan roket Falcon 9 hari ini, termasuk enam satelit dengan teknologi Direct-to-Cell yang inovatif. Inovasi ini bertujuan untuk menawarkan akses global untuk mengirim pesan teks, menelepon, dan menjelajah internet langsung di ponsel cerdas, mengatasi hambatan geografis yang seringkali membatasi layanan internet. Dengan menggunakan teknologi ini, pengguna dapat langsung menghubungkan perangkat mereka ke jaringan seluler pilihan mereka, tanpa memerlukan infrastruktur perantara berbasis darat.
Manfaat Dan Masa Depan Konektivitas Direct-to-Cell Starlink
Layanan Starlink memungkinkan pengguna untuk tetap terhubung di mana pun lokasinya, selama penyedia telekomunikasi mereka memiliki akses yang aman. Hal ini penting untuk wilayah dengan konektivitas internet terbatas atau tidak ada sama sekali. Selain itu, sistem ini dapat diterapkan dengan cepat dalam keadaan darurat ketika infrastruktur tradisional tidak tersedia. Hingga saat ini, lebih dari 5.100 satelit aktif telah diluncurkan sebagai bagian dari misi Starlink untuk membangun jaringan internet satelit yang mendunia, dengan lebih banyak satelit yang pada setiap peluncuran berikutnya.
Bagaimana Tarif Direct-to-Cell Dibandingkan Jaringan Terestrial?
Dalam situs resminya, Starlink menyebutkan, "Peluncuran ini akan mencakup enam satelit Starlink pertama dengan kemampuan Direct to Cell." "Mereka akan memungkinkan operator jaringan seluler di seluruh dunia untuk menyediakan akses global yang lancar untuk mengirim SMS, menelepon, dan menjelajah di mana pun Anda berada, baik di daratan, danau, atau perairan pesisir." Sistem Direct-to-Cell cocok untuk lokasi tanpa konektivitas seluler. Namun, ini tidak cukup kompetitif jika dibandingkan dengan jaringan seluler terestrial yang ada.
Perusahaan Telekomunikasi Ini Telah Memilih Direct-to-Cell Dari Starlink
Direct-to-Cell dari Starlink telah menemukan banyak pengadopsi. Mereka termasuk T-Mobile di Amerika Serikat, Entel (Chili dan Peru), KDDI di Jepang, Rogers di Kanada, Optus di Australia, Salt di Swiss, dan One NZ di Selandia Baru.