Bagaimana sonifikasi membantu ilmuwan dokumentasikan keindahan alam semesta
Badan-badan antariksa telah berhasil memotret detail alam semesta yang luar biasa. Tetapi tahukah Anda bahwa orang-orang tunanetra berada pada posisi yang kurang menguntungkan dalam hal ini? Untungnya, para ilmuwan berhasil menemukan alternatif untuk menyampaikan informasi astronomi. Salah satu teknik itu disebut sonifikasi, yang mengubah data penelitian menjadi file audio digital yang bisa didengar, dibaca, atau bahkan dilihat.
Mengapa artikel ini penting?
Sejauh ini, kita sudah melihat foto dari observatorium di darat dan luar angkasa yang menggunakan cahaya untuk menangkap gambar alam semesta. Kini, teknologi 'sonifikasi data' dapat merevolusi penerimaan informasi astronomis dan dapat membantu menjangkau khalayak yang lebih luas. Teknik ini juga telah dimanfaatkan untuk mempelajari perubahan ekologi yang disebabkan perubahan iklim di hutan Alaska.
Teknik visualisasi standar tidak memberikan gambaran menyeluruh
Metode lama yang menggunakan gambar, grafik, dan animasi untuk melambangkan konsep-konsep astronomi memiliki sejumlah keterbatasan. Misalnya, teknik visualisasi standar ini dikembangkan berdasarkan asumsi tertentu yang dibuat tentang informasi yang terkandung dalam data astronomi yang diperoleh. Para ilmuwan biasanya diminta untuk menyaring data yang relevan dan menghilangkan detail yang tidak penting. Namun, dengan melakukannya, mereka mungkin kehilangan informasi penting.
Penggunaan suara untuk penelitian astronomi sudah menjadi tren
Selama sepuluh tahun terakhir, terjadi peningkatan yang signifikan dalam jumlah proyek yang berfokus pada representasi berbasis suara. Dalam sebuah penelitian yang baru-baru ini diterbitkan di Nature Astronomy, para peneliti menjelaskan bagaimana kumpulan data astronomi sering kali mengandung beberapa dimensi dan penggunaan suara membuka jalan untuk mendukung penemuan. Teknologi ini dapat menyediakan referensi multisensori bagi pelajar maupun masyarakat umum.
Foto ikonik JWST 'Tebing Kosmik' juga memiliki versi audio
Pada Agustus lalu, NASA mengunggah twit tentang dua suara yang sangat menarik di kosmos. Yang pertama, ditonton lebih dari 17 juta kali, adalah suara lubang hitam di pusat galaksi Perseus. Yang berikutnya adalah gambar 'tebing kosmik' dari teleskop luar angkasa James Webb yang terkenal. Tim NASA bekerja sama dengan orang-orang tunanetra untuk mengubah gambar menjadi audio. Selain itu, suara-suara tersebut akurat secara teknis.
Dengarkan suara lubang hitam di sini
Bagaimana ilmuwan melakukannya?
"Sonifikasi gambar gas dan debu di nebula yang jauh, menggunakan suara frekuensi tinggi yang nyaring untuk menggambarkan cahaya terang di dekat bagian atas gambar, tetapi suara frekuensi rendah untuk mewakili cahaya di dekat pusat gambar," jelas Nature. Sonifikasi lubang hitam mengubah data tentang gelombang suara yang merambat melalui ruang—diciptakan oleh dampak lubang hitam pada gas panas—agar dapat dijangkau pendengaran manusia.
Sonifikasi data juga dapat memberikan informasi tentang pelipatan protein
Sonifikasi data juga telah digunakan untuk penerapan lain di bidang biologi. Baru-baru ini, ahli biofisika memanfaatkan teknik ini untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep pelipatan protein. Sebelumnya pada tahun 2017, para peneliti menguji apakah sonifikasi data dapat digunakan untuk diagnosis penyakit gangguan neurodegeneratif Alzheimer dari pemindaian otak. Mereka menemukan, sonifikasi memberikan akurasi yang lebih tinggi daripada prosedur diagnosis standar berbasis visualisasi.
Teknologi ini masih dalam tahap awal pengembangan
Tak bisa dimungkiri, teknologi ini masih dalam masa pengembangan. Kendati memberikan hasil yang akurat secara teknis, belum ada standar yang diterima secara umum untuk sonifikasi data ilmiah. Persoalan besar lainnya adalah pendanaan. Para ilmuwan biasanya berkolaborasi dengan musisi atau sound engineer untuk mengubah data ilmiah menjadi suara dan ini menjadi tantangan jika tidak ada sumber pendanaan yang stabil.