Waspada! Bumi berisiko diterpa badai matahari
Apa ceritanya
Bumi tampaknya membuat Matahari murka. Pasalnya, bintang tersebut telah melontarkan coronal mass ejection atau lontaran massa korona yang diprediksi menghantam planet kita hari ini, yaitu 17 Agustus dan mengakibatkan badai matahari kelas G2.
Lontaran itu akan diikuti aliran angin surya berkecepatan tinggi pada 18 Agustus dan memengaruhi magnetosfer Bumi.
Ada kemungkinan terjadi aurora indah, gangguan komunikasi, dan pemadaman radio gelombang pendek.
Konteks
Mengapa artikel ini penting?
Jika badai matahari yang menuju Bumi sudah cukup menyeramkan, situasinya diperkirakan semakin buruk di masa mendatang.
Matahari sudah memulai siklus 11 tahun yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2023. Meskipun medan magnet kita mampu menangkal radiasi matahari yang berbahaya, tidak semuanya bisa dihentikan.
Badai matahari yang ekstrem dapat mengganggu jaringan listrik dan merusak satelit.
Detail
Lontaran massa korona dipicu oleh "ledakan plasma hitam"
Lontaran massa korona terlempar ke arah Bumi akibat "ledakan plasma hitam" di Matahari pada hari Senin.
Lontaran tersebut akan mengenai medan magnet Bumi dan dapat menyebabkan badai geomagnetik kecil (G1) hingga sedang (G2). Peristiwa ini kemungkinan tidak menyebabkan kerusakan masif.
Badai geomagnetik juga diperkirakan terjadi pada 18 Agustus, tetapi saat ini intensitasnya tidak dapat diprediksi.
Fenomena
Apa itu lontaran massa koronal?
Lontaran massa korona atau coronal mass ejection terjadi ketika Matahari mengeluarkan plasma super-panas beserta medan magnet dari lapisan terluar atmosfernya (corona).
Ketika terjadi interaksi dengan medan magnet bumi, lontaran itu dapat memicu sejumlah fenomena.
Tergantung tingkat keparahannya, peristiwa ini berpotensi menimbulkan bencana serta menghasilkan aurora yang indah di Bumi.
informasi
Apa dampak badai matahari terhadap Bumi?
Badai matahari dapat menimbulkan gangguan GPS yang akan memengaruhi pergerakan kendaraan. Sistem-sistem yang mengandalkan komunikasi radio juga dapat mengalami masalah. Operator radio Ham tidak akan bisa mengakses frekuensi yang lebih rendah, sementara fenomena cahaya alami bernama aurora akan terbentuk di daerah kutub.