Bagaimana Kubu Asia Menanggapi Seruan Uni Eropa Tentang Regulasi AI
Negara-negara di seluruh dunia terlibat dalam diskusi untuk merumuskan aturan untuk mengatur kecerdasan buatan (AI). Uni Eropa berada di garis depan dari sebagian besar pembahasan ini. Kubu Uni Eropa tersebut bertujuan menjadikan Aturan terkait AI sebagai tolok ukur global untuk mengatur teknologi yang sedang naik daun ini. Pihak Uni Eropa telah melobi negara-negara Asia untuk bergabung dengan kubunya. Mari kita lihat bagaimana negara-negara Asia menanggapi permintaan dari pihak Eropa.
Seruan Pihak Uni Eropa Terkait Aturan AI Yang Ketat Tidak Menerima Tanggapan Yang Diharapkan
Pihak Uni Eropa dan anggotanya mengirim pejabat ke 10 negara Asia, termasuk India, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura. Misi mereka adalah meyakinkan negara-negara ini untuk mengikuti jejak Pihak Uni Eropa. Namun, langkah tersebut tidak berjalan sesuai rencana dari pejabat Uni Eropa. Menurut lansiran dari Reuters, seruan Pihak Uni Eropa terkait aturan yang ketat dalam mengatur AI ditanggapi dengan tanggapan yang biasa-biasa saja.
Negara-Negara Asia Tidak Terburu-Buru Dalam Mengatur AI
Sebagian besar negara Asia tidak siap untuk ikut serta dalam Undang-undang AI rancangan Pihak Uni Eropa. Kubu Asia berpikir masih terlalu dini untuk mengambil keputusan. Mereka menyukai pendekatan dengan langkah "menuggu dan memantau", sesuai laporan dari Reuters. Di sisi lain, beberapa dari mereka menginginkan pendekatan regulasi AI yang lebih fleksibel. Mereka percaya pendekatan seperti itu akan kondusif untuk pertumbuhan dan inovasi.
Singapura Ingin Melihat Bagaimana Teknologi AI Berkembang
Singapura, yang merupakan salah satu pusat teknologi Asia, ingin melihat bagaimana teknologi AI berkembang sebelum mengaturnya. Negara-negara Asia juga khawatir akan menghambat inovasi AI dengan mengatur teknologi secara tergesa-gesa. Sementara itu, Jepang lebih memilih pendekatan yang lebih lembut, yang mengesampingkan Undang-Undang Kecerdasan Buatan Pihak Uni Eropa. Ketua dewan strategi AI Jepang menyebut aturan yang diusulkan Pihak Uni Eropa "cenderung terlalu ketat".
Peraturan AI India Akan Didasarkan Pada Bahaya Pengguna
India telah berulang kali berbicara tentang pengaturan AI. Negara ini dulunya bukan pendukung penguasaan teknologi tetapi pendekatannya telah berkembang sejak saat itu. Bulan lalu, Menteri Persatuan, Rajeev Chandrasekhar mengatakan pendekatan India terhadap peraturan AI akan didasarkan pada bahaya pengguna. Belum ada kejelasan yang pasti apakah regulasi AI India akan seperti Uni Eropa.