Bagaimana ISRO akan meluncurkan satelit pencitraan Bumi termahal di dunia
ISRO akan meluncurkan NISAR (NASA-ISRO Synthetic Aperture Radar), yang disebut-sebut sebagai satelit pencitraan Bumi termahal di dunia, pada Januari 2024. Diperkirakan satelit itu menelan biaya sekitar $1,5 miliar. Pada 8 Maret, pesawat C-17 milik Angkatan Udara Amerika Serikat membawa muatan satelit menuju India. Perjalanan yang melewati jarak 14.000 km dari muatan berukuran mobil SUV ini menandai tonggak penting untuk misi bersama.
NISAR diperkirakan akan lepas landas pada Januari 2024
NISAR akan lepas landas dari Satish Dhawan Space Center di Sriharikota, India, ke orbit dekat kutub dengan kendaraan peluncuran sekali pakai GSLV milik ISRO. Misi yang akan lepas landas pada Januari 2024 ini sudah direncanakan selama tiga tahun. 90 hari pertama sebelum peluncuran akan dialokasikan untuk proses in-orbit checkout (IOC), di mana observatorium akan disiapkan untuk observasi sains.
NISAR dapat memetakan seluruh dunia dalam 12 hari
NISAR akan menjadi radar pertama dari jenisnya yang memetakan Bumi dengan menggunakan dua wilayah bandwidth gelombang mikro yang disebut L-band dan S-band. Gelombang L dan S dual band dari Synthetic Aperture Radar (SAR) akan dipasang pada Integrated Radar Instrument Structure (IRIS) yang bersama-sama akan membentuk observatorium. Satelit tersebut dapat memetakan seluruh dunia dalam 12 hari dan dapat mendeteksi perubahan di bawah satu sentimeter.
Apa kontribusi dari NASA dan ISRO?
ISRO akan memasok muatan S-Band SAR, bus satelit, dan kendaraan peluncuran (GSLV Mk II). ISRO akan bertanggung jawab untuk memimpin layanan yang terkait dengan proses peluncuran. NASA akan menyediakan sistem muatan L-Band SAR dan muatan rekayasa untuk misi tersebut, yang mencakup Subsistem Data Muatan, Sistem Downlink Sains Tingkat Tinggi, penerima GPS, dan Perekam Solid State.
NISAR juga dapat melihat tanda-tanda peringatan letusan gunung berapi yang akan segera terjadi
Sesuai keterangan dari NASA, NISAR akan memantau "ekosistem Bumi yang berubah, permukaan dinamis, dan massa es yang memberikan informasi tentang biomassa, bahaya alam, kenaikan permukaan laut, dan air tanah." Satelit itu juga dapat "melihat tanda-tanda peringatan letusan gunung berapi yang akan segera terjadi, membantu memantau pasokan air tanah, melacak tingkat pencairan lapisan es yang terkait dengan kenaikan permukaan laut, dan mengamati pergeseran distribusi vegetasi di seluruh dunia."