Eksperimen sains utama yang akan dilakukan astronot misi Ax-2 di ISS
Axiom Space yang berbasis di Texas telah meluncurkan Ax-2, misi astronot pribadi keduanya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Empat astronot misi ini akan melakukan beberapa eksperimen ilmiah penting selama mereka tinggal di laboratorium luar angkasa yang mengorbit, termasuk menumbuhkan sel punca di luar angkasa untuk pertama kalinya. Mari kita lihat lebih dekat beberapa eksperimen sains utama yang akan dilakukan oleh astronot Ax-2.
Mengapa artikel ini penting?
Misi Ax-2 menandai beberapa tonggak penting untuk Axiom Space. Untuk beberapa daftar, itu adalah misi pribadi pertama yang dipimpin oleh seorang wanita. Juga, untuk pertama kalinya astronot dari Arab Saudi akan mengunjungi ISS. Kru Ax-2 akan menghabiskan delapan hari di laboratorium luar angkasa yang mengorbit di mana mereka akan melakukan kegiatan sains, penjangkauan, dan komersial, di antara tugas-tugas terkait misi lainnya.
Pertama, temui kru misi Ax-2
Ax-2 spesial untuk Rayyana Barnawi, yang merupakan astronot wanita pertama dari Arab Saudi dan wanita Arab pertama yang mengorbit Bumi. Barnawi dan Ali Al-Qarni, yang juga berasal dari Saudi, bertugas sebagai spesialis misi. Peggy Whitson, mantan astronot NASA dan Direktur Penerbangan Luar Angkasa Axiom Space, adalah komandan misi tersebut. John Shoffner, dari Knoxville, Tennessee, adalah pilotnya.
Astronot akan melakukan lebih dari 20 investigasi
Selama mereka tinggal di ISS, astronot misi Ax-2 akan melakukan lebih dari "20 eksperimen berbeda". Salah satu penyelidikan ilmiah melibatkan sel punca. Para kru akan menyelidiki efek kondisi gravitasi rendah di luar angkasa terhadap sel punca, khususnya sel punca pluripoten yang diinduksi (iPSC). Studi ini juga akan berimplikasi pada Bumi, khususnya di bidang kedokteran regeneratif.
Apa itu IPSC?
iPSC adalah jenis sel induk yang kuat. Itu telah diprogram ulang dari sel dewasa untuk kembali ke keadaan yang disebut "pluripotensi", di mana sel dapat diubah menjadi hampir semua jenis sel yang ditemukan dalam tubuh manusia. Para kru akan mempelajari bagaimana kondisi gayaberat mikro di luar angkasa berdampak pada cara sel membelah, dan kemampuannya mengambil DNA.
Studi-studi tersebut juga mencakup konstruksi jaringan hati dan ginjal yang direkayasa secara biologis
Misi Ax-2 juga melibatkan penelitian tentang konstruksi jaringan hati dan ginjal yang direkayasa secara biologis, untuk menilai dampak gayaberat mikro pada "vaskularisasi jaringan tebal". Ini adalah pertama kalinya "konstruksi jaringan padat bio-cetak" dikirim ke ISS. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa dalam kondisi gayaberat mikro, sel menunjukkan "perubahan genetik dan fungsional, termasuk peningkatan motilitas dan proliferasi," menurut Axiom Space.
Studi dapat mengarah pada bioteknologi jaringan di luar angkasa
Mempelajari konstruksi jaringan yang lebih besar akan membantu para peneliti memahami bagaimana sel hati dan ginjal merespons, dan bagaimana lapisan endotel sel pembuluh darah bereaksi di bawah lingkungan gayaberat mikro. Jika berhasil, teknologi ini dapat mengarah pada "rekayasa biologis 'blok bangunan' jaringan di luar angkasa yang dapat berfungsi sebagai jembatan untuk transplantasi pada pasien yang menunggu pasokan organ donor yang terbatas," kata Axiom Space.
Misi ini juga melibatkan studi tentang nanotube yang diilhami secara biologis
Selain itu, misi tersebut membawa material nano berbasis Janus (JBN) yang terinspirasi DNA. Diklaim sebagai bahan serbaguna, nanotube yang diilhami secara biologis dapat dirakit untuk menghasilkan berbagai produk untuk aplikasi terapeutik. JBN dapat digunakan untuk menghasilkan jenis baru nanotube (JBNt), platform pengiriman terapeutik mRNA yang stabil pada suhu kamar (JBNp), dan matriks yang dapat disuntikkan (JBNm) untuk perbaikan dan regenerasi tulang rawan.
Astronot juga akan memantau perubahan peluruhan mRNA
Para kru juga akan mempelajari respons peradangan sel kekebalan manusia di luar angkasa. Secara khusus, para astronot akan memantau perubahan peluruhan mRNA, sebuah proses yang mengatur perubahan ekspresi gen dalam sel dan dapat memengaruhi efek peradangan. Secara paralel, studi berbasis darat akan dilakukan di Bumi di mana sel-sel akan dirawat dengan zat yang merangsang respons inflamasi.
Studi ini akan memiliki implikasi yang signifikan
Mempelajari perubahan ekspresi dan peluruhan mRNA dapat mengarah pada "pemahaman yang lebih baik tentang sistem kekebalan dan mengungkap biomarker atau terapi potensial untuk penyakit radang baik di luar angkasa maupun di Bumi."