Apa misi CRS NASA yang selanjutnya di ISS
NASA akan mengirimkan misi SpaceX Commercial Resupply Services (CRS) ke-27 ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) bulan ini. Peluncuran tersebut akan dilakukan dari Kennedy Space Center, Florida. Sebuah pesawat ruang angkasa tanpa awak jenis Dragon akan mengirimkan beberapa percobaan ilmiah yang antara lain meliputi pemantauan perubahan jantung di ruang angkasa dan pengujian dudukan kamera yang dirancang oleh para siswa. Beberapa investigasi dapat memiliki implikasi di Bumi juga.
Investigasi terkait jantung yang melibatkan chip jaringan akan dilaksanakan
Sebagai bagian dari inisiatif 'Tissue Chips in Space', investigasi terkait jantung yang melibatkan chip jaringan—perangkat yang meniru fungsi organ manusia—akan dilakukan. Studi ini dapat menjelaskan bagaimana jenis sel jantung utama merespons obat di luar angkasa, yang pada gilirannya dapat membantu pengembangan obat di Bumi dan dapat membantu perawatan pasien yang lebih baik ketika menghadapi kondisi seperti gagal jantung.
Inisiatif Tissue Chips telah menghasilkan "berbagai penelitian"
"Kami telah mampu mengembangkan atau memodifikasi perangkat keras dan memperluas jenis proyek yang dapat didukung di orbit," kata Stefanie Countryman, direktur BioServe. "Eksperimen Tissue Chips benar-benar membuka gerbang ke berbagai penelitian yang sampai saat itu dianggap tidak mungkin dilakukan di stasiun [ISS]." Countryman menambahkan bahwa proyek tersebut memungkinkan "sains yang lebih kompleks".
Dudukan kamera yang dirancang para siswa dapat menyederhanakan pengambilan foto/video di dalam ISS
Di bawah program High School Students United with NASA to Create Hardware (HUNCH), para siswa merancang sebuah alat bantu untuk menjaga kamera tetap stabil saat memantau tanah atau mengambil foto/video di dalam ISS. Perangkat tersebut menempelkan kamera ke pegangan tangan stasiun luar angkasa dan dapat mempermudah dan mempercepat kru untuk menangkap gambar. Alat tersebut dapat memiliki aplikasi potensial di Bumi juga.
Demonstrasi CapiSorb Visible System akan berguna untuk misi mendatang
Kondisi gayaberat mikro di ruang angkasa membuat sulit untuk mengontrol aliran cairan, sehingga metode penghilangan karbon dioksida di ISS tidak dapat menggunakan cairan khusus yang digunakan di kapal selam. Demonstrasi CapiSorb Visible System (CVS) akan menggantikan gravitasi dengan gaya kapiler untuk mengontrol cairan yang dapat menyerap karbon dioksida. Data yang diperoleh akan berguna untuk misi berawak ke Bulan dan Mars di masa mendatang.
Penyerap cairan untuk menangkap karbon dioksida adalah sebuah tantangan baru
"Menggunakan sorben cair untuk menangkap karbon dioksida dapat bekerja dengan baik di Bumi, tetapi dalam gayaberat mikro, ini merupakan tantangan," kata Grace Belancik, rekan peneliti proyek tersebut. "Sistem ini [CVS] geometri memberikan kontrol cair dan transportasi pasif dalam gayaberat mikro dalam bentuk loop aliran cairan terus menerus."
Badan Antariksa Eropa sedang melakukan studi tentang biofilm
ESA sedang melakukan studi tentang biofilm-agregasi mikroorganisme yang melekat pada permukaan. Studi ini juga melibatkan pemeriksaan sifat antimikroba dari berbagai permukaan logam dalam penerbangan luar angkasa. Sementara kontaminasi mikroba tidak dapat dihindari dalam misi luar angkasa berawak karena mikroba merupakan bagian integral dari tubuh manusia yang sehat, penyelidikan tersebut bertujuan untuk lebih memahami pembentukan biofilm dalam kondisi gravitasi yang berbeda.
Studi ini dapat mendukung pengembangan bahan antimikroba
Studi tersebut juga bisa mendukung pengembangan bahan yang bisa menurunkan kontaminasi mikroba di dalam pesawat ruang angkasa. Di Bumi, permukaan antimikroba semacam itu dapat diterapkan di rumah sakit, fasilitas umum, dan untuk keperluan industri.
Studi JAXA dapat mengungkapkan jika kehidupan terestrial dapat bertahan hidup di luar angkasa
Studi dari Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) yang disebut Tanpopo-5 akan menyelidiki efek paparan ruang angkasa terhadap mikroba yang tahan radiasi, spora lumut, dan senyawa biokimia — termasuk asam amino. Asam amino telah ditemukan di benda luar angkasa seperti meteorit dan penyelidikan dapat memberikan petunjuk apakah kehidupan terestrial dapat bertahan hidup di luar angkasa. Hasil dari penelitian ini dapat mendukung kegiatan pertanian dan strategi karantina planet untuk aktivitas manusia di Bulan dan Mars.