Amerika Serikat Menyetujui Penjualan Daging Yang Dihasilkan Dari Laboratorium: Cara Pembuatannya
Untuk pertama kalinya, produk daging dari hasil olahan laboratorium kini dapat dijual di Amerika Serikat. Departemen Pertanian Amerika Seriakt (USDA) telah menyetujui dua perusahaan yang berbasis di California, yaitu Upside Foods dan Good Meat, untuk membuat dan menjual daging ayam dari hasil olahan laboratorium. Tapi bagaimana daging yang 'dihasilkan' dari laboratorium dan apakah daging tersebut lebih baik dari produk konvensional? Mari kita cari tahu.
Daging Yang Dihasilkan Oleh Laboratorium Juga Disebut Daging Yang "Dibudidayakan"
Langkah pertama dalam proses pembuatan daging di laboratorium, juga disebut sebagai daging "budidaya" adalah memanen sel dari jaringan hewan hidup. Pengambilan sampel sel "biasanya tidak membahayakan atau membunuh hewan secara permanen," kata USDA.Sel-sel ini kemudian disaring dan disimpan di bank sel untuk digunakan nanti.
Sel-Sel Tersebut Kemudian Tumbuh Dan Berkembang Biak Dalam Bioreaktor
Untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan, sel dipindahkan ke wadah tertutup yang besar, di mana kondisinya dipantau secara ketat. Pembuluh ini bertindak sebagai bioreaktor, menyediakan lingkungan yang diperlukan bagi sel untuk tumbuh dan berkembang biak. Nutrisi esensial dan faktor pertumbuhan protein diberikan kepada sel, menyebabkan sel tersebut berdiferensiasi menjadi otot, lemak, dan jaringan ikat yang mirip dengan daging ayam pada umumnya.
Langkah Terakhir Melibatkan Pengambilan Sel Dari Wadah
Pada langkah terakhir, ketika sel telah berdiferensiasi menjadi jenis sel yang diperlukan, sel-sel tersebut dipanen dari wadah tertutup dan kemudian "disiapkan menggunakan metode pemrosesan dan pengemasan makanan konvensional," menurut USDA.
Amerika Serikat Memiliki Kerangka Peraturan Untuk Menilai Produk Yang Dikembangkan Di Laboratorium
Pada tahun 2019, FDA dan Layanan Inspeksi dan Keamanan Makanan (FSIS) USDA menetapkan kerangka peraturan untuk memastikan bahwa produk makanan yang ditanam di laboratorium "aman dan diberi label dengan jujur" sebelum diedarkan ke pasar. Sesuai dengan kerangka kerja ini, baik produk ayam laboratorium Upside Foods maupun Good Meat telah diuji dan diverifikasi aman untuk dikonsumsi manusia.
Apakah Daging Dari Hasil Laboratorium Lebih Ramah Lingkungan?
Produk makanan yang dihasilkan oleh laboratorium disebut-sebut sebagai "bebas pemotongan". Namun, muncul pertanyaan apakah lebih baik bagi lingkungan dibandingkan dengan produk daging konvensional. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa daging yang dibudidayakan tidak berarti menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah daripada peternakan tradisional. Misalnya, proses saat ini yang diperlukan untuk membuat media pertumbuhan untuk memproduksi daging yang dikembangkan di laboratorium membutuhkan energi dalam jumlah besar.
Pengurangan Jumlah Peternakan Akan Menurunkan Emisi Metana
Meski begitu, pengurangan jumlah peternakan akan menurunkan emisi metana yang memicu perubahan iklim. Namun, studi berbasis pemodelan baru-baru ini menunjukkan produksi daging berbasis laboratorium dapat menghasilkan emisi karbon dioksida yang juga memicu rmasalah dalam jangka panjang.
Keamanan Pangan Diklaim Sebagai Salah Satu Manfaatnya
Adapun keuntungan dari daging hasil laboratorium, salah satunya adalah keamanan pangan. Di bawah kondisi laboratorium yang terkontrol, produk daging yang dibudidayakan cenderung tidak terkontaminasi oleh mikroba penyebab penyakit seperti E.coli, yang biasanya ada di usus daging ternak. Tetapi daging yang dibudidayakan di laboratorium tidak sepenuhnya bebas dari risiko kontaminasi karena kontaminasi dapat terjadi pada tahapan berbeda dalam proses produksi.
Bagaimana Harga Jual Dari Daging Hasil Budidaya Ini?
Hingga saat ini, produk daging hasil laboratorium yang disetujui harganya akan lebih mahal daripada yang tersedia secara komersial. Upside Foods bertujuan untuk "mengalahkan harga" dari daging konvensional di masa mendatang. Namun, proses tersebut pasti memakan waktu yang lama. Perusahaan memperkirakan produknya akan "setara" dengan produk reguler dalam lima hingga 15 tahun. Skalabilitas proses produksi daging dari hasil laboratorium juga masih belum jelas.