Tidak Semua Makanan Nabati Dapat Mengurangi Risiko Diabetes Dan Obesitas
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa tidak semua pola makan nabati mengurangi risiko diabetes dan penambahan berat badan. Dalam temuannya, hanya makanan olahan dan rendah gula yang menurunkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 24%. Penelitian yang dimuat dalam jurnal Diabetes & Metabolism ini meneliti pola makan lebih dari 113.000 partisipan. Penulis utama Alysha Thompson, seorang mahasiswa doktoral di Queen's University Belfast, menekankan pentingnya data ini karena menunjukkan pola makan nabati mana yang sehat untuk dikonsumsi.
Berikut Adalah Temuan Utama Dari Penelitian Ini
Mayoritas dari 25% kelompok teratas mengonsumsi makanan nabati dengan sedikit makanan penutup, minuman manis, biji-bijian olahan, dan makanan manis. 25% masyarakat termiskin mengonsumsi lebih banyak makanan nabati yang tidak menyehatkan. Individu yang paling banyak mengonsumsi buah-buahan dan sayuran segar, biji-bijian, dan sedikit makanan tidak sehat mengalami penurunan risiko diabetes sebesar 24% jika dibandingkan dengan mereka yang berada pada tingkat terendah.
Asupan Makan Nabati Yang Tidak Sehat Meningkatkan Risiko Diabetes
Sebaliknya, penelitian tersebut menemukan bahwa individu yang mengonsumsi pola makan nabati tidak sehat yang berisi makanan manis, makanan penutup, biji-bijian olahan, dan minuman manis, menghadapi risiko 37% lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Rekan penulis Tilman Kühn, dosen di Queen's University Belfast, menjelaskan bahwa obesitas adalah "mediator utama yang mendasari risiko diabetes tipe dua yang lebih besar di antara individu yang mengikuti pola makan nabati yang tidak sehat." Pola makan nabati yang tidak sehat juga dikaitkan dengan peningkatan kadar trigliserida.
Mekanisme Antidiabetes Dari Pola Makan Nabati Yang Sehat
Efek pola makan nabati yang sehat terhadap diabetes tipe 2 disebabkan oleh pengaruhnya terhadap berbagai mekanisme antidiabetes seperti gula darah, kadar lipid, dan penurunan lemak tubuh. Rekan penulis, Aedín Cassidy, seorang profesor di Queen University Belfast's Institute for Global Food Security, menggarisbawahi peran yang dimainkan oleh hati dan ginjal dalam mengurangi risiko diabetes. Cassidy menyatakan, ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan peningkatan metabolisme, fungsi hati, dan ginjal berkat pola makan nabati yang sehat.
Penelitian Terbaru Tentang Pola Makan Nabati Dan Diabetes
Meskipun penelitian ini tidak menjelaskan sebab dan akibatnya secara langsung, Duane Mellor, ahli diet dan pengajar senior di Aston Medical School di Birmingham, menganggap temuan ini merupakan hal yang "menarik". Mellor mencatat bahwa analisis tersebut mengeksplorasi bagaimana kesehatan hati dan ukuran peradangan lainnya mungkin berhubungan dengan pola makan dan diabetes tipe 2. Ia menyarankan agar penelitian ini dapat meletakkan dasar bagi penelitian di masa depan untuk menentukan apakah pola makan nabati yang sehat memang dapat menurunkan risiko penyakit ini.