Chikankari: Mengekplorasi kain khas Lucknow
Berasal dari "negeri para Nawab", chikankari adalah salah satu kain favorit yang digunakan oleh orang India dalam berbagai bentuk. Anda melihatnya di mana-mana saat ini, dalam berbagai warna dan pola. Seni bordir chikankari India yang dulunya hanya digunakan untuk menghiasi pakaian, kini dapat ditemukan pada taplak meja, sarung bantal, dan barang-barang lainnya juga. Mari kita pahami lebih lanjut tentang kain yang tak lekang oleh waktu ini.
Apa itu chikankari?
Chikankari adalah gaya sulaman yang sangat halus dan rumit. Nama itu berasal dari kata Persia "Chikin" atau "Chakeen" yang berarti kain bordir. Juga dikenal sebagai "karya bayangan", chikankari adalah karya brokat yang dilakukan dengan benang katun putih di atas kain katun putih halus. Sejak ratusan tahun yang lalu, saat ini menjahit chikankari dipraktikkan oleh 5.000 rumah tangga di dan sekitar desa Lucknow.
Bagaimana sejarahnya
Diyakini bahwa seorang musafir berhenti di desa Lucknow saat bepergian dan meminta air kepada seorang petani miskin. Pengelana itu berterima kasih atas kebaikan petani itu dan mengajarinya teknik chikankari agar dia tidak kelaparan lagi. Teori lain mengatakan bagaimana ratu Mughal Nur Jahan adalah penggemar sulaman chikan dan memesonai raja dengan sulaman tersebut.
Memahami metodenya
Langkah-langkah dasar yang terlibat dalam seni ini meliputi memotong, menjahit, mencetak, menyulam, mencuci, dan finishing. Proses pencetakan dilakukan dengan menggunakan balok kayu yang direndam pewarna. Bordir biasanya dilakukan oleh wanita. Proses pencucian dan finishing yang meliputi pemutihan, pengolahan asam, pengerasan, dan penyetrikaan merupakan langkah terakhir dalam produksi kain chikankari. Proses ini dapat memakan waktu 10 hingga 12 hari.
Sulaman
Selain warna putih, kain dan benang berwarna juga dapat digunakan. Benang sutera juga dapat digunakan di beberapa tekstil. Pada awalnya, sejenis muslin yang disebut tanzeb dan benang putih digunakan untuk menyulam. Belakangan, kain yang lebih ringan seperti katun, sutra, sifon, organza, dan jaring mulai digunakan. Tujuannya adalah untuk memilih kain yang ringan yang dapat memudahkan proses bordir.
Jenis 'chikkankari'
Ada berbagai jenis sulaman chikankari. Beberapa jahitan populer termasuk jahitan timbul - yang memberikan tampilan kasar; karya jali yang diciptakan oleh ketegangan benang - memberikan efek jaring yang halus; murri yaitu jahitan mikro berbentuk beras, dan banarasi yaitu jahitan simpul yang dibuat pada sisi kanan kain dengan menggunakan enam benang.