Plester yang dapat dikenakan dengan teknologi AI ini dapat memonitor pemulihan luka Anda
Dalam sebuah pencapaian terobosan, para peneliti dari Singapura telah menciptakan sebuah plester sensor seperti kertas yang beroperasi tanpa baterai dan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memantau pemulihan luka dengan sangat mudah dan efektif. Diberi nama PETAL, teknologi baru ini memberikan peringatan dini jika luka Anda memburuk, dan akan memberi tahu dokter sehingga mereka dapat membantu Anda secepat mungkin.
Setiap kelopak dari perangkat yang dapat dikenakan berbentuk bunga ini memonitor biomarker tertentu
Para ilmuwan dari National University of Singapore (NUS) dan Agency for Science, Technology, and Research (A*STAR) berkolaborasi untuk menciptakan teknologi yang dapat dikenakan ini. Sensor ini berbentuk seperti bunga kincir dengan lima kelopak bunga, yang memonitor berbagai aspek kesehatan luka. Setiap kelopak bunga melacak biomarker tertentu, seperti suhu, keasaman, asam urat, kelembapan, dan senyawa berbau yang disebut trimetilamina.
Lubang di tengah mengumpulkan cairan luka dan mengirimkannya ke sensor
Panel ini memiliki lubang di tengah yang mengumpulkan cairan dari luka dan mengirimkannya ke sensor. Sensor ini menggunakan bahan kimia yang berbeda yang berubah warna untuk mengukur indikator tertentu. Benjamin Tee, peneliti utama, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa menganalisis plester ini adalah proses yang mudah yang memungkinkan dokter untuk dengan cepat menentukan apakah luka sembuh dengan baik.
Proses saat ini memerlukan pelepasan balutan secara teratur untuk memantau luka
Saat ini, dokter memeriksa luka secara fisik untuk melihat bagaimana penyembuhannya dan membutuhkan waktu hingga tiga hari untuk mengidentifikasi adanya infeksi. Pembalut yang digunakan juga perlu diganti secara teratur, sehingga risiko infeksi lebih tinggi dan menyebabkan lebih banyak rasa sakit bagi pasien. Profesor Tee menjelaskan bahwa jika pembalutan, seperti perban, tidak dilakukan dengan benar, dapat menyebabkan infeksi.
Sensor ini ringan dan memiliki akurasi 97%
Pasien dapat menggunakan ponsel pintar mereka untuk mengambil gambar plester sensor, yang kemudian dapat dikirim untuk dianalisis menggunakan algoritme AI. Tidak seperti sensor luka lainnya, PETAL ringan dan tidak memerlukan papan sirkuit atau baterai yang besar. Para peneliti menemukan dalam percobaan laboratorium bahwa plester sensor memiliki tingkat akurasi yang mengesankan, yakni 97% dalam membedakan antara luka kronis dan luka bakar yang sembuh dan tidak sembuh.
Diuji pada luka kronis dan luka bakar
Tambalan sensor telah dicoba pada luka kronis dan luka bakar. Alat ini juga dapat disesuaikan untuk luka yang berbeda dengan menambahkan sensor lain, sesuai kebutuhan dokter. Profesor Tee menyebutkan bahwa meskipun PETAL saat ini diuji untuk luka kecil, teknologi ini dapat dikembangkan untuk memantau luka yang lebih besar, yang mengarah pada peningkatan adopsi dalam lima hingga 10 tahun ke depan.
Belum tersedia untuk dibeli
Teknologi ini saat ini belum tersedia untuk dibeli. Para peneliti telah mengajukan paten internasional untuk penemuan mereka dan bersiap untuk melanjutkan ke uji klinis pada manusia dalam waktu dekat.