Apa itu penipuan 'platform' dan cara mencegahnya
Sebuah laporan baru-baru ini mengungkapkan bahwa 57% insiden penipuan di India terjadi di media sosial, e-commerce, perusahaan, dan platform fintech. Ini berarti bahwa para penipu menggunakan platform-platform digital ini untuk melakukan trik-trik licik mereka dan menipu orang-orang. Ini seperti jenis kejahatan baru yang mengambil keuntungan dari dunia online tempat kita hidup. Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut.
Penipuan platform mengakibatkan kerugian melebihi 1 juta dolar
Lebih dari 26% organisasi di India mengalami kerugian lebih dari $1 juta akibat penipuan platform, demikian ungkap edisi kedua 'Global Economic Crime and Fraud Survey 2022: India Insights' dari PwC. Selain itu, survei tersebut menemukan bahwa 44% penipu melakukan kejahatan ini dengan tujuan untuk menghasilkan uang. Hal ini menyoroti perlunya meningkatkan kewaspadaan dan langkah-langkah pencegahan untuk melindungi diri dari penipuan keuangan semacam itu.
66% organisasi menghadapi kejahatan ekonomi setidaknya satu kali
Temuan ini menunjukkan bahwa hampir semua (99%) insiden penipuan dalam dua tahun terakhir terjadi di berbagai platform. Platform ini termasuk keuangan, media sosial, barang, perusahaan, berbagi media, berbagi pengetahuan, dan layanan. Kejahatan ekonomi dan penipuan menimbulkan tantangan yang signifikan bagi perusahaan-perusahaan India, karena sekitar 66% organisasi mengalami setidaknya satu bentuk kejahatan ekonomi dalam dua tahun terakhir.
Investasi yang diperlukan untuk kembangkan strategi pencegahan dan deteksi penipuan
Menurut Puneet Garkhel, Partner dan Pemimpin Layanan Forensik di PwC India, maraknya e-commerce, pembayaran nirsentuh, model pengantaran ke rumah, dan kerja jarak jauh tidak hanya menghadirkan platform yang inovatif, namun juga menciptakan peluang bagi para penipu. Garkhel menekankan pentingnya bagi organisasi untuk mengenali ancaman-ancaman yang terus berkembang ini dan melakukan investasi yang cukup dalam strategi untuk mencegah dan mendeteksi penipuan.
Motivasi di balik serangan siber tersebut
32% organisasi menyebutkan kerusakan merek sebagai motif umum penipuan, sementara 21% menyebutkan mencari keunggulan kompetitif. Di sisi lain, platform perusahaan sangat diincar oleh penjahat siber untuk aktivitas seperti serangan malware, penipuan phishing, pencucian uang, dan ransomware.
Penipuan keuangan menyumbang 89% dari semua penipuan platform
"Ancaman ransomware, khususnya, telah berkembang ke tingkat yang mengkhawatirkan. Penipuan keuangan pada transaksi yang dilakukan ke atau dari platform menyumbang 89% dari semua penipuan platform," kata laporan PwC.
Yang mengejutkan, 40% dari penipuan platform dilakukan oleh pelaku internal
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa 40% penipuan platform di India dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi. 26% dari penipuan ini melibatkan kolaborasi antara karyawan internal dan individu eksternal. Laporan tersebut menekankan bahwa memerangi aktivitas penipuan di platform membutuhkan partisipasi eksekutif perusahaan dan upaya terkoordinasi yang mencakup seluruh organisasi.
Akhir-akhir ini, semakin banyak kasus panggilan spam WhatsApp
Dalam salah satu penipuan terbaru, pengguna WhatsApp menerima panggilan acak dari negara-negara yang jauh seperti Malaysia, Kenya, Vietnam, dan Ethiopia. Misteri di balik panggilan-panggilan ini masih belum terpecahkan, sehingga membuat orang bingung. Yang terpenting, Anda tidak boleh menjawab panggilan audio atau video yang tidak dikenal. Hal yang sama juga berlaku untuk teks. Selain itu, perusahaan yang dimiliki Meta menyarankan pengguna untuk melaporkan dan memblokir panggilan-panggilan ini.
Seorang warga Thane kehilangan Rp150 juta saat membayar di internet
Saat membeli enam handuk secara online, uang sebesar Rp3,5 juta dipotong secara tidak sah dari rekening seorang wanita, bukan Rp200 ribu. Kemudian, seseorang yang mengaku dari bank menghubunginya dan menginstruksikannya untuk mengunduh sebuah aplikasi untuk mendapatkan pengembalian dana. Dia kehilangan uang sebesar Rp18 juta. Pada saat ia sampai di kantor polisi, ia kehilangan total Rp150 juta dalam penarikan tambahan.
Pria Mumbai kehilangan Rp18 juta dalam serangan phishing
Seorang pria Mumbai mengalami kerugian sebesar Rp18 juta ketika ia mengklik sebuah tautan untuk membuat janji temu dengan dokter untuk pemeriksaan ibunya. Sayangnya, ia menjadi korban penipuan dan kehilangan uang yang telah ia tabung untuk pengobatan ibunya. Dia menyadari bahwa dia telah tertipu saat mengunjungi rumah sakit dan mengetahui bahwa mereka tidak pernah menerima janji temu secara online.
Hindari menjadi mangsa penipuan dengan menerapkan strategi pencegahan ini
Perkuat keamanan Anda dengan membuat kata sandi yang kuat menggunakan kombinasi karakter khusus, huruf, angka, dan huruf besar dan kecil. Selalu ubah kata sandi Anda dari waktu ke waktu untuk keamanan tambahan. Berhati-hatilah dalam memberikan informasi pribadi kecuali Anda yakin akan keasliannya. Hindari mengklik tautan mencurigakan yang diterima melalui SMS atau email untuk mencegah menjadi korban penipuan.