Fibrosis paru idiopatik: Gejala, penyebab, dan pengobatan
Fibrosis paru idiopatik (IPF) adalah penyakit paru kronis dan progresif yang terutama menyerang individu berusia 50 hingga 70 tahun. Penyakit ini terjadi ketika jaringan parut terbentuk di paru-paru, sehingga menyulitkan oksigen masuk ke dalam aliran darah. Baca terus artikel ini selagi kami mengeksplorasi gejala, penyebab, dan perawatan yang tersedia untuk IPF, menjelaskan kondisi yang melemahkan yang memengaruhi sistem pernapasan ini.
Gejala IPF
Fibrosis paru mempengaruhi setiap orang secara berbeda. Bagi sebagian orang, penyakit ini berkembang cepat dengan gejala yang parah, sementara bagi sebagian orang lainnya, gejalanya berkembang secara bertahap selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Tanda-tanda fibrosis paru termasuk merasa kehabisan napas, mengalami batuk kering, mengalami kelelahan, penurunan berat badan secara tiba-tiba, merasakan nyeri otot dan sendi, dan ujung jari tangan atau kaki menjadi lebih lebar dan bulat.
Apa yang menyebabkan IPF?
Paparan jangka panjang terhadap toksin seperti debu silika, serat asbes, dan debu batu bara, serta terapi radiasi dan obat-obatan tertentu, dapat memengaruhi perkembangan IPF. Kondisi medis seperti dermatomiositis, artritis reumatoid, dan pneumonia juga dapat menyebabkan IPF. Dalam beberapa kasus, penyebab IPF masih belum diketahui, tetapi para peneliti menduga virus, paparan asap rokok, dan faktor genetik mungkin berperan.
Siapa yang berisiko?
Usia juga berperan, karena gangguan ini terutama menyerang orang dewasa paruh baya dan lanjut usia. Pria lebih rentan terhadap IPF daripada wanita. Merokok, terutama jika digabungkan dengan emfisema, meningkatkan risiko secara signifikan. Pekerjaan dalam bidang pertambangan, pertanian, atau konstruksi, serta paparan polutan yang merusak paru-paru, juga dapat berdampak terhadap perkembangan IPF. Pengobatan kanker juga dapat meningkatkan risiko. Genetika juga menjadi salah satu faktor.
Pilihan pengobatan
Saat ini, belum ada obat untuk IPF, tetapi ada perawatan yang tersedia untuk mengelola kondisi ini. Obat-obatan seperti pirfenidone dan nintedanib dapat memperlambat jaringan parut paru-paru, sehingga menjaga fungsi paru-paru. Terapi oksigen memberikan oksigen ekstra untuk meningkatkan pernapasan, energi, dan kekuatan. Rehabilitasi paru melibatkan latihan khusus untuk meningkatkan kemampuan melakukan tugas sehari-hari. Pada kasus tertentu, transplantasi paru dapat menjadi pilihan untuk mengganti paru yang sakit.
Perusahaan bioteknologi membuat obat untuk IPF menggunakan AI
Sebuah perusahaan bioteknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang berbasis di Hong Kong, Insilico, telah mengembangkan obat yang dibuat dengan menggunakan teknologi AI generatif untuk pengobatan Fibrosis Paru Idiopatik (IPF). Baru-baru ini, pada hari Selasa, uji coba Fase 2 telah dimulai.