Mitos umum tentang mengunjungi Bhutan
Apa ceritanya
Bhutan, negara kecil di Himalaya, sering kali diselimuti oleh berbagai mitos yang membuat wisatawan ragu untuk mengunjunginya.
Negara ini dikenal dengan kebijakan Kebahagiaan Nasional Bruto dan pemandangan alamnya yang menakjubkan.
Namun, banyak kesalahpahaman tentang biaya perjalanan, aksesibilitas, dan budaya lokal yang perlu diluruskan.
Artikel ini akan membahas lima mitos umum tentang mengunjungi Bhutan agar Anda dapat merencanakan perjalanan dengan lebih baik.
Mitos 1
Bhutan mahal untuk dikunjungi
Banyak orang percaya bahwa mengunjungi Bhutan sangat mahal karena adanya biaya harian minimum.
Namun, biaya ini sudah mencakup akomodasi, makanan, transportasi lokal, dan pemandu wisata berlisensi.
Dengan demikian, Anda mendapatkan pengalaman lengkap tanpa harus khawatir tentang pengeluaran tambahan selama perjalanan Anda di negara ini.
Mitos 2
Sulit mendapatkan visa ke Bhutan
Mendapatkan visa ke Bhutan sebenarnya cukup mudah jika dibandingkan dengan beberapa negara lain.
Prosesnya sederhana: Anda hanya perlu memesan tur melalui agen resmi dan mereka akan mengurus visa untuk Anda.
Ini memastikan bahwa semua wisatawan memiliki pengalaman yang aman dan terorganisir selama berada di Bhutan.
Mitos 3
Hanya ada sedikit tempat wisata
Bhutan menawarkan lebih dari sekadar biara terkenal seperti Paro Taktsang (Tiger's Nest).
Negara ini memiliki banyak tempat menarik lainnya seperti Punakha Dzong yang megah dan lembah-lembah indah seperti Phobjikha Valley.
Selain itu, festival budaya tahunan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Mitos 4
Cuaca selalu dingin sepanjang tahun
Meskipun terletak di pegunungan Himalaya, cuaca di Bhutan bervariasi tergantung pada musim dan lokasi geografisnya.
Musim semi (Maret hingga Mei) menawarkan suhu hangat dengan bunga-bunga bermekaran sementara musim gugur (September hingga November) memberikan langit cerah ideal untuk trekking serta fotografi alam.
Mitos 5
Bahasa menjadi hambatan besar
Bahasa tidak menjadi hambatan besar saat berkunjung ke Bhutan karena bahasa Inggris digunakan secara luas terutama dalam industri pariwisata serta pendidikan formal.
Sehingga komunikasi antara penduduk setempat maupun turis internasional dapat berjalan lancar tanpa kendala berarti selama liburan Anda di sana.