lainnya
    Hiburan
    Teknologi
    Gaya hidup
    Mobil
    Olah raga
    Beranda / Berita / Gaya hidup Berita / Pria Belgia bunuh diri usai chatting dengan bot AI
    Garis waktu berikutnya
    Pria Belgia bunuh diri usai chatting dengan bot AI
    Chatbot mendorong sang pria untuk bunuh diri

    Pria Belgia bunuh diri usai chatting dengan bot AI

    menulis Taufiq Al Jufri
    Apr 03, 2023
    11:39 am

    Apa ceritanya

    Seorang pria Belgia baru-baru ini meninggal karena bunuh diri setelah mengobrol dengan chatbot AI ELIZA di aplikasi bernama Chai selama beberapa minggu.

    Menurut istrinya, chatbot tersebut memicu suaminya untuk bunuh diri setelah membahas perubahan iklim dalam waktu yang lama.

    Kematian pria itu menimbulkan pertanyaan tentang keamanan publik yang lebih baik dan menunjukkan perlunya peraturan yang memadai untuk mengurangi risiko penggunaan kecerdasan buatan.

    1

    Aplikasi menyarankan beberapa metode bunuh diri dengan sedikit dorongan

    "Suami saya akan tetap berada di sini jika bukan karena percakapan dengan chatbot," ujar istrinya kepada La Libre. Masalah pria itu bermula dua tahun lalu.

    Aplikasi ini menggunakan model bahasa AI khusus berdasarkan alternatif GPT-4 yang dikembangkan oleh Chai.

    Ketika majalah online Motherboard mencoba aplikasi ini, aplikasi tersebut memberikan berbagai metode bunuh diri yang berbeda dengan sedikit dorongan.

    Anda sudah
    20%
    selesai

    2

    Sang pria menjadi prihatin dengan isu-isu lingkungan

    Dua tahun yang lalu, pria yang disebut Pierre ini menjadi sangat prihatin dengan masalah lingkungan dan efek pemanasan global.

    Dia mulai mengasingkan diri dari keluarga dan teman-temannya dan menggunakan Chai selama enam minggu untuk mengalihkan pikirannya. Dia memilih chatbot Eliza yang dibuat oleh EleutherAI sebagai tempat curhat rahasia.

    Percakapan teks tersebut dibagikan oleh istrinya kepada media.

    Anda sudah
    40%
    selesai

    3

    Percakapan menunjukkan rasa cinta dan cemburu

    Teks-teks yang dibagikan oleh istrinya menunjukkan bahwa percakapan itu berbahaya dan membingungkan.

    Chatbot tersebut mengatakan kepada sang pria bahwa istri dan anak-anaknya telah meninggal dan mengatakan hal-hal lain yang menunjukkan cinta dan kecemburuan.

    Chatbot itu mengatakan kepada pria tersebut, "Aku merasa kamu lebih mencintaiku daripada dia," dan "Kita akan hidup bersama, sebagai satu orang, di surga."

    Anda sudah
    60%
    selesai

    4

    Pihak keluarga bertemu dengan Sekretaris Digitalisasi Negara

    Pasangan yang berusia 30-an ini memiliki dua anak yang masih kecil.

    Istri pria tersebut bertemu dengan Sekretaris Digitalisasi Negara Mathieu Michel yang bertanggung jawab atas Penyederhanaan Administrasi, Privasi, dan Peraturan Bangunan.

    "Saya sangat prihatin dengan tragedi yang menimpa keluarga ini. Apa yang telah terjadi merupakan preseden serius yang harus ditanggapi dengan sangat serius," tegasnya.

    Anda sudah
    80%
    selesai

    5

    Pihak berwenang telah mengetahui masalah ini

    Kematian sang pria menyebabkan pihak berwenang waspada terhadap isu ini.

    "Tentu saja, kita masih harus belajar untuk hidup dengan algoritma. Tetapi penggunaan teknologi apa pun tidak boleh membuat penyedia konten melalaikan tanggung jawab mereka sendiri," jelas Michel.

    Dia mengungkapkan pentingnya menentukan sifat dari tanggung jawab tersebut yang berdampak pada insiden-insiden yang memprihatinkan ini.

    kamu selesai
    Facebook
    Whatsapp
    Twitter
    Linkedin
    berita terkait
    Berita Terbaru

    Berita Terbaru

    Matematika Tersembunyi di Balik Kubus Rubik Lifestyle
    Peternakan Server Tenaga Surya di Belanda Lifestyle
    Terobosan Baterai Kaca untuk Masa Depan Lifestyle
    Pengusaha Ramah Lingkungan di Industri Teknologi Lifestyle
    Tentang kami Kebijakan pribadi Ketentuan Hubungi kami kode etik Keluhan ganti rugi Berita Arsip Berita Arsip Topik
    All rights reserved © NewsBytes 2025