Warga Korea Selatan menemukan penghiburan pada batu peliharaan. Inilah alasannya
Orang dewasa di Korea Selatan, yang bergulat dengan perasaan terisolasi dan kelelahan yang semakin meningkat, kini menemukan pelipur lara pada batu peliharaan. Tren ini, awalnya merupakan konsep hadiah baru dari Amerika tahun 1970an, kini muncul kembali di Korea Selatan sebagai obat penenang untuk kesepian dan kelelahan. Pandemi COVID-19 semakin meningkatkan popularitas batu peliharaan karena individu mencari kenyamanan dengan batu kecil yang sering kali dipersonalisasikan.
Batuan peliharaan adalah kehadiran yang menenangkan dalam tantangan kontemporer
Inti dari tren ini terletak pada gagasan suseok, atau batu karang sarjana, yang terkenal karena kualitasnya yang membawa keberuntungan pada Dinasti Joseon. Awalnya melambangkan kekayaan dan kehalusan, suseok menikmati kebangkitan selama ledakan ekonomi Korea Selatan pada akhir abad ke-20. Namun, kebangkitannya saat ini ditandai dengan perubahan perspektif, yang memandangnya bukan sebagai simbol status, namun sebagai tempat perlindungan yang menenangkan dalam menghadapi kesulitan kontemporer.
Batu peliharaan seringkali diberi ciri-ciri manusia
"Saya membeli batu peliharaan untuk pertama kalinya selama pandemi. Saya hanya ingin memiliki sesuatu di sisi saya saat saya bekerja dari jarak jauh. Ini memberi saya rasa kebersamaan," The Straits Times mengutip Lim, seorang wanita berusia 29 tahun yang memiliki batu peliharaan. Pemilik mengaitkan ciri-ciri manusia pada batu peliharaannya, memberi mereka julukan, dan bahkan membuatkan tempat tidur untuk mereka. TikTok telah menyaksikan lonjakan postingan yang menampilkan metode kreatif untuk mendekorasi dan merawat teman yang tidak konvensional ini.
Korea Selatan bergulat dengan rasa kesepian dan kelelahan karena beban keuangan
Korea Selatan sedang bergulat dengan tingkat kesepian dan kelelahan yang signifikan akibat beban keuangan dan lingkungan kerja yang menuntut. Meningkatnya jumlah rumah tangga yang hanya dihuni satu orang dan budaya kerja berlebihan telah memperparah permasalahan ini. Menurut Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga di Korea Selatan, sekitar 3,1% warga Korea berusia antara 19 hingga 39 tahun diidentifikasi sebagai "kaum muda yang kesepian dan penyendiri." Kesulitan ekonomi, masalah kesehatan mental, dan kesejahteraan secara keseluruhan merupakan penyebab utama perasaan terisolasi dan kelelahan.
Korea Selatan adalah salah satu negara yang paling banyak bekerja secara global
Korea Selatan diakui sebagai negara yang paling banyak bekerja secara global. Pemerintah bahkan mempertimbangkan untuk memperpanjang jam kerja dalam seminggu dari 52 jam menjadi 69 jam pada bulan Maret 2023, usulan yang mendapat tentangan. Data Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menggarisbawahi masalah kerja berlebihan di Korea Selatan, dan menempatkan negara tersebut sebagai negara paling banyak bekerja berlebihan di Asia dan kelima secara global pada 2022. Tren batu peliharaan menandakan strategi kontemporer untuk mengurangi kesepian dan meningkatkan kesehatan emosional.
Kekuatan terapeutik dari batu peliharaan
Manfaat terapeutik dari batu peliharaan melampaui simbolisme belaka. Banyak orang Korea Selatan mengungkapkan perasaan tenang dan tenteram saat berinteraksi dengan batu peliharaannya, baik melalui percakapan, sentuhan, atau ekspresi kreatif. Pengalaman sentuhan memegang batu halus, dipadukan dengan gerakan berirama melukis atau mendekorasinya, dapat menjadi sangat meditatif dan menenangkan, menawarkan jeda penting dari tekanan kehidupan sehari-hari.