Kota kecil di Darjeeling ini memiliki beberapa Land Rover klasik
Terletak di dekat perbatasan Nepal di India utara, kota kecil Manebhanjyang di Darjeeling adalah rumah bagi koleksi Land Rover klasik yang mengejutkan. Saat fajar menyingsing, kendaraan Seri 1 berbadan aluminium ini berkilau di bawah terik matahari, membedakan dirinya dari mobil lain. Dirancang oleh Maurice Wilks, kepala teknisi di Rover Car Company, kendaraan ikonik ini memulai debutnya di Amsterdam Motor Show pada tahun 1948.
Land Rover: Warisan Inggris di India
Penanam teh Inggris dari India pasca kemerdekaan membawa Land Rover klasik ini ke India. Shahwar Hussain, seorang kolektor mobil warisan dari Guwahati, memberi tahu South China Post bahwa kendaraan ini cocok untuk melintasi medan terjal dan kondisi jalan yang tidak memadai di wilayah tersebut. Inggris menetapkan jalur khusus perdagangan dari Manebhanjyang ke desa-desa pegunungan seperti Chitrey, Meghma, Tonglu, dan Tumling dengan menggunakan kendaraan tangguh tersebut.
Dari pekebun Inggris hingga kepemilikan lokal
Ketika penduduk Inggris mulai keluar pada tahun 1970an, penduduk setempat melihat nilai dari kendaraan kokoh ini dan mulai membelinya. Menurut Chandan Pradhan, presiden Asosiasi Kesejahteraan Pemilik Land Rover Singalila, Land Rover dapat dibeli dengan harga Rp3,8 juta hingga Rp4,7 juta dan dengan cepat terbukti menjadi investasi yang menguntungkan bagi mereka yang mendapatkannya, lapor South China Post.
Kendaraan untuk segala cuaca di Manebhanjyang
Penduduk di Pasang Tamang mengenang bagaimana Land Rover dapat menangani kondisi cuaca apa pun, mulai dari hujan lebat yang menyebabkan jalan licin hingga hujan salju dan es hitam. Saat ini, wisatawan menggunakan jalur pegunungan ini untuk mencapai Sandakphu di Nepal, untuk menikmati pemandangan Himalaya yang menakjubkan. Meskipun beberapa bagian jalan sepanjang 31 km menuju Sandakphu telah diaspal, kendaraan roda empat masih diperlukan untuk mencapai puncak.
Menurunnya permintaan dan tantangan bagi pemilik Land Rover
Menurut penduduk setempat Anil Tamang, terjadi penurunan permintaan terhadap Land Rover karena wisatawan kini lebih memilih kendaraan modern, lapor South China Post. Akibatnya, hanya sekitar 35 Land Rover yang tersisa di Manebhanjyang saat ini. Pemilik juga menghadapi tantangan dalam mencari suku cadang dan harus mengganti mesin bensin asli dengan alternatif diesel yang lebih banyak tersedia.
Masa depan Land Rover di Manebhanjyang tidak pasti
Asosiasi Kesejahteraan Pemilik Land Rover Singalila dibentuk pada tahun 2004 untuk mendukung berkurangnya jumlah pemilik. Masa depan kendaraan ini menjadi tidak pasti menyusul keputusan pengadilan setempat yang mewajibkan penghentian penggunaan kendaraan tersebut sebagai kendaraan komersial karena usianya. Pradhan mengungkapkan, mereka telah mengajukan petisi kepada pemerintah untuk pengecualian dan izin mengoperasikannya secara lokal untuk tujuan pariwisata, namun permintaan tersebut masih menunggu keputusan.