Mengapa Anda Bukan Orang Yang Suka Bangun Pagi Menurut Penelitian
Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam Genome Biology and Evolution menunjukkan bahwa orang yang bangun pagi mungkin mewarisi sifat genetik dari Neanderthal, sehingga membuat mereka lebih cenderung menjadi manusia yang suka bangun pagi. Hal ini menunjukkan bahwa jam tubuh manusia dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, dan genetik. Neanderthal, yang berevolusi di dataran tinggi di Asia dan Eropa, mungkin lebih mampu beradaptasi terhadap perubahan musiman dari fenomena siang hari dibandingkan Homo Sapiens di masa awal.
Beradaptasi Dengan Perubahan Di Siang Hari
Adaptasi ini mungkin diteruskan ke Homo Sapiens awal ketika mereka bermigrasi ke utara dari Afrika dan kawin dengan Neanderthal, yang punah sekitar 40.000 tahun yang lalu. Rekan penulis studi Tony Capra menyatakan, "Di daerah lintang tinggi, akan sangat menguntungkan jika memiliki jam tubuh yang lebih mampu mengantisipasi dan berubah untuk menyesuaikan dengan perubahan tingkat cahaya musiman. Memiliki jam berjalan yang 'lebih cepat' memfasilitasi kemampuan ini dan membuat individu lebih mungkin untuk bangun pagi."
Menyimak Kembali Sejarah
Neanderthal terbukti memiliki beberapa variasi genetik yang terkait dengan kebiasaan orang yang bangun pagi. Penelitian DNA Neanderthal telah mengungkap masa lalu spesies kita yang kompleks sejak tahun 1990-an. Garis keturunan manusia terbagi sekitar 700.000 tahun lalu, di sekitar Afrika. Keturunan Neanderthal berpindah ke Eurasia, namun pendahulu manusia modern sebagian besar tetap tinggal di Afrika. Sekitar 400.000 tahun yang lalu, populasinya terbagi. Neanderthal adalah hominin yang bermigrasi ke arah barat. Kaum yang dikenal sebagai Denisovan adalah sepupu mereka dari daerah timur.
Menganalisis DNA Kuno
Tim peneliti menganalisis DNA dari genom manusia standar, genom Neanderthal, genom Denisovan, dan manusia purba lainnya yang berkerabat dekat dengan Neanderthal. Dengan membandingkan gen yang mempengaruhi ritme sirkadian dalam DNA kuno dan modern, mereka mengidentifikasi banyak perbedaan dalam fungsi jam tubuh. Mereka kemudian memeriksa UK Biobank, database medis yang berisi informasi genetik dan kesehatan untuk ratusan ribu orang.
DNA Neanderthal Lebih Umum Muncul Pada Manusia Yang Gemar Bangun Pagi
Capra menjelaskan bahwa mereka menguji DNA Neanderthal yang tersisa pada populasi modern lebih menonjol pada manusia suka bangun pagi. "Kami menemukan DNA Neanderthal yang tersisa pada manusia modern akibat perkawinan silang mempunyai dampak... yang signifikan. DNA Neanderthal yang terkait dengan kronotipe secara konsisten meningkatkan kecenderungan untuk menjadi orang yang suka bangun pagi." Namun, menjadi orang yang suka bangun pagi tidak memerlukan gen Neanderthal, karena banyak gen yang memengaruhi pola tidur dan bangun, serta faktor lingkungan dan budaya yang berperan.
Waktu Berjalan Lebih Cepat Untuk Lokasi Dengan Lintang Yang Lebih Tinggi
Capra yang juga merupakan profesor di Bakar Computational Health Sciences Institute, University of California, mengatakan, "Kami tidak berpikir bahwa menjadi orang yang suka bangun pagi bukanlah hal yang bermanfaat. Sebaliknya, kami berpikir itu adalah sinyal dari memiliki jam berjalan lebih cepat yang lebih mampu beradaptasi dengan variasi musiman pada tingkat cahaya." Prof Mark Maslin dari University College London menambahkan, "Sekarang kita memiliki bukti genetik bahwa sebagian dari kita benar-benar orang yang suka bangun pagi."