Membongkar 5 mitos terkait Veganisme!
Veganisme merupakan opsi pola makan di mana seseorang memilih berhenti mengonsumsi daging dan semua produk susu. Karena kedua kelompok makanan itu terdiri dari protein dan kalsium, orang cenderung mengira pola makan ini tidak bergizi. Klaim dan informasi sejenisnya itu kerap menghambat orang menjadi vegan. Kendati demikian, Veganisme sudah sangat populer di seluruh dunia. Mari kita bongkar sejumlah mitos terkait pola makan ini.
Begini kata para ahli
Penelitian menemukan bahwa orang yang mengikuti pola makan vegan berhasil memperbaiki kadar kolesterol. Hal itu baik untuk jantung, serta mengurangi risiko serangan jantung. Akan tetapi, pola makan vegan kekurangan Vitamin B12 yang penting untuk kesehatan sistem saraf yang optimal, dan kekurangan Vitamin B12 secara kronis berkaitan dengan anemia makrositik, neuropati perifer, dan strok hemoragik.
Makanan vegan itu mahal
Banyak orang yang mengira bahwa pola makan vegan itu mahal. Mereka yang memberi tahu Anda bahwa pola makan vegan itu mahal mungkin mengonsumsi kedelai olahan. Kebanyakan vegan mengonsumsi sayuran hijau, biji-bijian, polong-polongan, beras cokelat, dan sebagainya yang jauh lebih murah dibandingkan makanan non-vegetarian. Selain itu, pola makan vegan membuat Anda sehat dan menghemat biaya perawatan kesehatan tambahan.
Vegan mengalami kekurangan kalsium
Karena vegan berhenti sepenuhnya dari produk susu dan semua turunannya—seperti keju, yoghurt, mentega, dan krim—orang berpikir tubuh mereka kekurangan kalsium. Padahal pola makan vegan yang tepat dapat memberi Anda kalsium yang diperlukan. Sayuran berdaun hijau, tahu, biji wijen, dan tahini adalah sumber kalsium yang baik. Kacang-kacangan menjadi sumber protein dan kalsium yang sehat.
Hanya vegan yang butuh suplemen
Mengurangi daging dan produk susu secara tiba-tiba pasti akan memengaruhi Anda. Tapi hal itu tidak berarti Anda harus mengonsumsi suplemen. Yang Anda butuhkan hanyalah program diet yang baik yang mencakup karbohidrat (kentang, roti, nasi), protein (polong-polongan, kacang-kacangan, biji-bijian), alternatif susu (susu kedelai, susu almond, yoghurt), dan banyak cairan. Suplemen tentu bisa dikonsumsi, seperti halnya non-vegan. Namun, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda.
Pola makan vegan dapat melemahkan otot
Perlu dipahami bahwa kondisi otot bergantung pada konsumsi protein dan bukan pada sumbernya. Makanan-makanan seperti biji-bijian, kacang-kacangan, kedelai, biji rami, tahu, dan tempe semuanya adalah makanan vegan dan mengandung banyak protein. Selain itu, latihan kekuatan yang cukup dan asupan makanan berprotein yang teratur menjadi kunci menjaga otot tetap sehat.
Veganisme mengekang dan membosankan
Veganisme kini sudah ada selama beberapa tahun. Jika di tahun-tahun awal, pilihan restorannya sangat sedikit dan langka, hal itu tidak terjadi sekarang. Pilihan restoran vegan belakangan ini sudah bertambah banyak. Anda bisa menemukan beberapa restoran yang menyediakan hidangan maupun makanan siap saji untuk vegan di pasaran. Anda bahkan dapat memilih dari berbagai toko vegan yang tersedia secara daring. Faktanya, Veganisme zaman sekarang tidak kalah menyenangkan.