Membongkar 5 mitos terkait diet puasa
Sejak beberapa dekade terakhir, puasa telah menjadi cara yang lazim untuk menurunkan kelebihan berat badan. Diet puasa (intermittent fasting) termasuk tren serupa. Jika beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet itu punya banyak manfaat kesehatan, sebagian lain menunjukkan aspek yang negatif seperti turunnya fungsi otak dan hilangnya kekuatan otot. Berikut sejumlah mitos tentang puasa intermiten yang tidak boleh lagi Anda percayai.
Semua orang bisa melakukan diet puasa
Pemilihan diet menjadi keputusan pribadi seseorang. Namun, sebaiknya Anda tidak memilih diet hanya karena sudah terkenal. Wanita hamil dan menyusui tidak boleh memilih diet puasa karena mereka membutuhkan jumlah kalori yang tepat secara teratur demi pertumbuhan anak. Anak-anak juga disarankan tidak berdiet puasa intermiten karena dapat menghambat masa-masa perkembangan mereka.
Diet puasa cara ajaib menurunkan berat badan
Penurunan berat badan terjadi dalam keadaan defisit kalori. Namun, bila mengonsumsi banyak kalori yang sulit dibakar tubuh selama waktu makan, Anda tidak akan bisa menurunkan berat badan. Selain itu, karena puasa lebih mengutamakan "waktu makan" daripada "makanan", Anda mungkin tidak bisa menerapkan pola makan yang seimbang.
Diet puasa berarti 'Tidak Sarapan'
Perlu dicatat bahwa periode waktu makan diet puasa tergantung pada penjadwalan makan Anda. Puasa tidak berarti tidak makan sama sekali, tetapi makan pada interval waktu tertentu. Namun, banyak orang menjadwalkan waktu makan mereka di penghujung hari. Diet puasa ada berbagai macam. Diet tersebut bervariasi dari hanya makan satu kali setiap hari hingga periode puasa yang lebih singkat.
Diet puasa baik untuk kesehatan
Diet puasa diketahui dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan. Gula darah rendah adalah salah satu masalah tersebut. Hal ini menyebabkan kelelahan dan tingkat energi yang rendah. Dehidrasi menjadi kejadian umum lainnya, tetapi sebagian besar terbatas pada hari-hari pertama puasa. Konsumsi makanan yang lebih sedikit juga bisa memicu gangguan pencernaan seperti sembelit dan diare. Perubahan suasana hati adalah masalah lain yang berkaitan dengan puasa.
Diet puasa menimbulkan rasa lapar berlebihan
Para ahli mengungkapkan bahwa diet puasa sebaiknya diikuti sesuai programnya. Dikatakan bahwa seiring waktu, tubuh Anda mulai beradaptasi dengan rasa lapar dalam perubahan pola konsumsi yang baru. Rasa lapar juga mungkin berkurang seiring waktu dan Anda pun merasa lebih kenyang dengan makan lebih sedikit. Ditambah lagi, belum ada penelitian yang membuktikan diet puasa dapat meningkatkan berat badan.